
Harga Batu Bara Turun, Impor Alat Berat Anjlok 51%
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 July 2019 18:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor kendaraan alat berat di Terminal Internasional yang dikelola anak usaha Pelindo II, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan penurunan seiring dengan lesunya permintaan alat berat karena jatuhnya harga komoditas batu bara.
Selain itu, permintaan alat berat juga terhambat oleh perhelatan Pemilihan Presiden 2019 pada 17 April lalu yang turut berdampak pada sikap menunggu alias wait and see dari pelaku usaha untuk memutuskan investasi.
"Adanya perhelatan politik pemilihan umum yang membuat banyak pihak menahan diri turut mempengaruhi permintaan akan alat berat," kata Investor Relation IPCC, Reza Priyambada, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/7/2019).
Data IPCC mencatat, hingga Juni 2019, untuk impor alat berat di Terminal Internasional pada Juni 2019 turun 51,55% menjadi 657 unit dibandingkan Juni tahun sebelumnya 1.356 unit. Namun, ekspor naik 44,35% dari 239 unit menjadi 345 unit pada periode tersebut.
Namun, bila dilihat secara akumulasi, impor dan ekspor tercatat turun masing-masing sebesar 29% dan 2,95%.
Akumulasi impor sepanjang semester pertama 2019 sebanyak 5.406 unit dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7.614 unit dan akumulasi ekspor turun menjadi 1.823 unit dari sebelumnya 2.366 unit.
Penurunan ini juga berdampak pada koreksi di lini spare parts. Impor suku cadang di Juni turun 25,43% dan ekspor turun 59,77%.
Untuk Terminal Domestik, kegiatan bongkar muat alat berat cenderung lebih baik. Pada Juni 2019, kegiatan bongkar muat melesat 100,79% menjadi 10.969 unit dibandingkan Juni 2018 sebanyak 5.463 unit.
Secara akumulasi selama 6 bulan tahun ini, bongkar muat alat berat terlihat meningkat sebanyak 370,42% menjadi 101.625 unit dibandingkan tahun 2018 pada periode yang sama sebanyak 21.603 unit.
"Penurunan terjadi pada segmen alat berat mayoritas berasal dari terminal internasional seiring berkurangnya impor dan ekspor dari sejumlah perusahaan alat berat," kata Reza menambahkan.
IPCC memproyeksi, semester kedua kondisinya akan lebih membaik seiring meningkatnya aktivitas pertambangan dan konstruksi yang umumnya naik di paruh kedua.
(tas) Next Article Anak Usaha Pelindo II Tebar Dividen, Catat Tanggalnya!
Selain itu, permintaan alat berat juga terhambat oleh perhelatan Pemilihan Presiden 2019 pada 17 April lalu yang turut berdampak pada sikap menunggu alias wait and see dari pelaku usaha untuk memutuskan investasi.
"Adanya perhelatan politik pemilihan umum yang membuat banyak pihak menahan diri turut mempengaruhi permintaan akan alat berat," kata Investor Relation IPCC, Reza Priyambada, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/7/2019).
Data IPCC mencatat, hingga Juni 2019, untuk impor alat berat di Terminal Internasional pada Juni 2019 turun 51,55% menjadi 657 unit dibandingkan Juni tahun sebelumnya 1.356 unit. Namun, ekspor naik 44,35% dari 239 unit menjadi 345 unit pada periode tersebut.
Namun, bila dilihat secara akumulasi, impor dan ekspor tercatat turun masing-masing sebesar 29% dan 2,95%.
Akumulasi impor sepanjang semester pertama 2019 sebanyak 5.406 unit dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7.614 unit dan akumulasi ekspor turun menjadi 1.823 unit dari sebelumnya 2.366 unit.
Penurunan ini juga berdampak pada koreksi di lini spare parts. Impor suku cadang di Juni turun 25,43% dan ekspor turun 59,77%.
Untuk Terminal Domestik, kegiatan bongkar muat alat berat cenderung lebih baik. Pada Juni 2019, kegiatan bongkar muat melesat 100,79% menjadi 10.969 unit dibandingkan Juni 2018 sebanyak 5.463 unit.
Secara akumulasi selama 6 bulan tahun ini, bongkar muat alat berat terlihat meningkat sebanyak 370,42% menjadi 101.625 unit dibandingkan tahun 2018 pada periode yang sama sebanyak 21.603 unit.
"Penurunan terjadi pada segmen alat berat mayoritas berasal dari terminal internasional seiring berkurangnya impor dan ekspor dari sejumlah perusahaan alat berat," kata Reza menambahkan.
IPCC memproyeksi, semester kedua kondisinya akan lebih membaik seiring meningkatnya aktivitas pertambangan dan konstruksi yang umumnya naik di paruh kedua.
(tas) Next Article Anak Usaha Pelindo II Tebar Dividen, Catat Tanggalnya!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular