Komisaris Mundur, Saham Krakatau Steel Amblas 3,63%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 July 2019 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) tak bisa berbuat banyak pada perdagangan sesi I. Kisruh soal Blast Furnace yang membuat salah satu komisaris mundur, jadi sentimen negatif bagi saham Krakatau Steel.
Saat penutupan perdagangan sesi I, harga saham Krakatau Steel anjlok 3,63% ke level Rp 372/unit. Volume perdagangan saham tercatat sebesar 10,24 juta saham senilai Rp 3,85 miliar.
Kemarin santer kabar yang menyebutkan, Komisaris Independen KRAS Roy Maningkas mengajukan pengunduran diri pada 11 Juli dan akan berlaku efektif pada 11 Agustus mendatang.
Ada beberapa faktor yang membuat Roy mundur dari kursi komisaris. Salah satunya Krakatau Steel bisa mengalami potensi kerugian hingga Rp 1,3 triliun per tahun.
Selain itu, Roy menjelaskan pengunduran dirinya didasari oleh pengujian Blast Furnace dipaksakan untuk selesai dalam 2 bulan agar dapat diterima Krakatau Steel.
Roy Maningkas buka-bukaan terkait kondisi perseroan setelah dirinya resmi mundur. Surat mundurnya Roy Maningkas sudah disampaikan sejak 11 Juli 2019 lalu.
Roy menjelaskan pengunduran dirinya didasari oleh pengujian Blast Furnace dipaksakan untuk selesai dalam dua bulan agar dapat diterima PT Krakatau Steel, padahal begitu banyak item yang harus diuji keandalan dan keamanan, tidak mungkin hanya diuji dalam dua bulan, padahal dalam kontrak minimal 6 bulan pengujian.
Blast furnace atau biasa juga disebut dengan tanur tiup digunakan untuk mereduksi secara kimia dan mengkonversi secara fisik bijih besi yang padat.
Proyek blast furnace Krakatau Steel dimulai sejak 2011. Saat ini sedang dimulai beroperasi, dan PT Krakatau Steel sudah mengeluarkan uang sekitar US$ 714 juta atau setara Rp 10 triliun. Terjadi over-run atau membengkak Rp 3 triliun, dari rencana semula Rp 7 triliun.
(hps/hoi) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?
Saat penutupan perdagangan sesi I, harga saham Krakatau Steel anjlok 3,63% ke level Rp 372/unit. Volume perdagangan saham tercatat sebesar 10,24 juta saham senilai Rp 3,85 miliar.
Kemarin santer kabar yang menyebutkan, Komisaris Independen KRAS Roy Maningkas mengajukan pengunduran diri pada 11 Juli dan akan berlaku efektif pada 11 Agustus mendatang.
Ada beberapa faktor yang membuat Roy mundur dari kursi komisaris. Salah satunya Krakatau Steel bisa mengalami potensi kerugian hingga Rp 1,3 triliun per tahun.
Roy Maningkas buka-bukaan terkait kondisi perseroan setelah dirinya resmi mundur. Surat mundurnya Roy Maningkas sudah disampaikan sejak 11 Juli 2019 lalu.
Roy menjelaskan pengunduran dirinya didasari oleh pengujian Blast Furnace dipaksakan untuk selesai dalam dua bulan agar dapat diterima PT Krakatau Steel, padahal begitu banyak item yang harus diuji keandalan dan keamanan, tidak mungkin hanya diuji dalam dua bulan, padahal dalam kontrak minimal 6 bulan pengujian.
Blast furnace atau biasa juga disebut dengan tanur tiup digunakan untuk mereduksi secara kimia dan mengkonversi secara fisik bijih besi yang padat.
Proyek blast furnace Krakatau Steel dimulai sejak 2011. Saat ini sedang dimulai beroperasi, dan PT Krakatau Steel sudah mengeluarkan uang sekitar US$ 714 juta atau setara Rp 10 triliun. Terjadi over-run atau membengkak Rp 3 triliun, dari rencana semula Rp 7 triliun.
(hps/hoi) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular