Rupiah Sedang Keok, Pasar Surat Utang RI Tertekan

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
24 July 2019 11:31
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali dibuka melemah seiring dengan menguat dolar AS terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah yang siang ini melemah dan sudah menembus level psikologis Rp 14.000 per dolar AS. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.  Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, vice versa. 

Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 4,6 basis poin (bps) menjadi 7,6%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Penguatan dolar AS disebabkan oleh melemahnya pasar keuangan dan mata uang Eropa akibat isu potensi no-deal Brexit setelah diangkatnya perdana menteri Inggris yang baru yaitu Boris Johnson yang dianggap sangat getol membuat Negeri Awan Hitam, julukan negaranya, keluar dari Uni Eropa. 

Yield Obligasi Negara Acuan 24 Jul'19 
SeriJatuh tempoYield 23 Jul'19 (%)Yield 24 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 23 Jul'19 (%)
FR00775 tahun6.6696.6892.006.6467
FR007810 tahun7.2617.2731.207.2387
FR006815 tahun7.5627.6084.607.5871
FR007920 tahun7.7737.7750.207.7543
Avg movement2.00
Sumber: Refinitiv  

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 519 bps, melebar dari posisi kemarin 518 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,076% dari posisi kemarin 2,078%. Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 3 bulan-10 tahun, yang kembali terbentuk setelah sempat hilang. 

Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi pada awal tahun tetapi timbul dan tenggelam, sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. 

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis. 

Yield US Treasury Acuan 23 Jul'19
SeriBenchmarkYield 23 Jul'19 (%)Yield 24 Jul'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.0922.0873 bulan-5 tahun25.7
UST 20202 Tahun1.8291.832 tahun-5 tahun0
UST 20213 Tahun1.7991.8043 tahun-5 tahun-2.6
UST 20235 Tahun1.8251.833 bulan-10 tahun0.9
UST 202810 Tahun2.0742.0782 tahun-10 tahun-24.8
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.010 triliun SBN, atau 39,27% dari total beredar Rp 2.573 triliun berdasarkan data per 19 Juli.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 117,29 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya turun 0,13% dan 0,18%.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang   
NegaraYield 23 Jul'19 (%)Yield 24 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.2857.23-5.50
China3.1623.1771.50
Jerman-0.357-0.3480.90
Perancis-0.092-0.0880.40
Inggris 0.6920.688-0.40
India6.4176.4644.70
Jepang-0.151-0.1440.70
Malaysia3.5993.6161.70
Filipina4.8464.8581.20
Rusia7.277.281.00
Singapura1.9571.960.30
Thailand1.981.991.00
Amerika Serikat2.0742.0760.20
Afrika Selatan2.0782.076-0.20
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular