Analisis

Belum Mampu Bangkit Hingga Siang, Mana Tenagamu Rupiah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 July 2019 12:30
Dolar AS sedang perkasa di awal perdagangan hari ini, hal tersebut terlihat dari indeks dolar berada di level 97,43 atau naik 0,19%
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indoenesia - Rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (23/7/19), melanjutkan pelemahan tipis pada Senin kemarin. Dolar AS sedang perkasa di awal perdagangan hari ini, terlihat dari indeks dolar yang berada di level 97,43 atau naik 0,19% pada pukul 11:34 WIB.

Penguatan hampir 0,2% tersebut bukan hal yang biasa terjadi di awal perdagangan sesi Asia, ini berarti memang dolar sedang menjadi primadona di pasar. Dampaknya, rupiah yang pada paruh kedua perdagangan Senin terlihat bertenaga dan terus memangkas pelemahannya kini kembali tertekan.


Penguatan dolar pada hari ini terjadi akibat buruknya performa lawan-lawan utamanya. Euro sedang mengalami tekanan akibat European Central Bank (ECB) diprediksi menurunkan suku bunga secepatnya pada pekan ini atau pada September, berdasarkan laporan Reuters.

Masih mengutip laporan Reuters, Commerzbank bahkan melihat ECB lebih agresif dengan memprediksi suku bunga akan dipangkas 20 bps Kamis nanti. Beberapa analis juga berpendapat jika ECB akan bertindak mendahului The Fed agar euro tidak menguat signifikan melawan dolar AS.

Sementara poundsterling sedang tertekan akibat kemungkinan terjadinya no-deal Brexit jika Boris Johnson menjadi perdana menteri baru Inggris. Terpilih atau tidaknya Johnson akan terjawab pada hari Selasa waktu Inggris.


Dari Asia, lawan berat dolar yakni yen juga sedang dalam kondisi yang tidak bagus setelah Bank of Japan (BOJ) diprediksi juga akan menggelontorkan stimulus moneter.

Akibat buruknya performa mata uang utama lainnya itu membuat indeks dolar terus bergerak naik. Indeks ini dibentuk dari enam mata uang, dan juga dijadikan tolak ukur kinerja dolar terhadap mata uang lainnya.

Kenaikan indeks tersebut membuat dolar menjadi sulit ditaklukkan oleh rupiah. Pada pukul 12:03 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 13.975/US$ berdasarkan data investing.com.

Analisis Teknikal

Belum Mampu Bangkit, Mana Tenagamu Rupiah?Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR berada di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih di wilayah negatif, dengan histogram masih di wilayah negatif.

Melihat indikator tersebut, dalam jangka menengah rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatan.

Belum Mampu Bangkit, Mana Tenagamu Rupiah?Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam 
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah) yang sudah berpotongan sehingga membuka peluang berlanjutnya pelemahan dalam jangka pendek.

Namun, sebelumnya rupiah bisa memangkas pelemahan melihat indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).


Rupiah sudah bergerak di atas resisten (tahanan atas) terdekat Rp 13.963. Selama bertahan di atas level tersebut, rupiah berpeluang kembali melemah menuju Rp 14.000. Sementara jika kembali turun ke bawah Rp 13.963, rupiah berpeluang memangkas pelemahan dan menuju level Rp 13.936.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular