
Dilego Asing, Saham Smartfren Jadi Top Loser dan Anjlok 18%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
23 July 2019 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi lepas saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mewarnai perdagangan bursa saham pada sesi I, Selasa (22/7/2019). Emiten yang bernaung di bawah grup Sinarmas tersebut masuk ke jajaran top losers berdasarkan data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hingga penutupan bursa saham saham pukul 12.00 WIB, saham FREN diperdagangkan pada level harga Rp 250/unit saham, anjlok 18,3%. Volume transaksi sahamnya mencapai 339 juta unit senilai Rp 90 miliar.
Adapun nilai jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp 43,9 miliar di pasar reguler. Aksi jual asing tersebut diperkirakan karena aksi ambil untung (profit taking), mengingat harga sahamnya yang meroket hingga 200% sejak awal tahun.
FREN merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dengan layanan 4G LTE Advanced komersial pertama di Indonesia, serta perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan Voice over LTE (VoLTE) secara komersial.
Tahun ini, perseroan berencana menambah 5.000 base transceiver station (BTS) baru, total BTS perusahaan hingga akhir 2018 mencapai 19.032 unit. Penambahan BTS tersebut berfokus di beberapa kota besar hingga ke wilayah Timur Indonesia.
Perusahaan tengah mencari pendanaan guna membiayai penambahan BTS. Direktur Smartfren Antony Susilo mengatakan pembiayaan ekspansi perusahaan selama ini mayoritas bergantung pada pembiayaan perbankan dengan porsi 80%-90%, sisanya akan dibiayai dengan internal perusahaan.
"Pendanaan dari CDB ada fasilitas tapi sudah habis. Sekarang sedang dalam proses fasilitas selanjutnya sebesar dana investasi US$ 200 juta lebih lah, cuma belum bisa disampaikan, masih diskusi," kata Antony di kantornya, Jakarta, Kamis (27/6/2019).
FREN menargetkan 30 juta pelanggan baru. Sementara hingga akhir bulan ini jumlah pelanggan eksisting mencapai 17 juta pelanggan, naik dari 12,3 juta di akhir Desember 2018. Pada semester I-2019, perusahaan telah menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) hampir setengah dari total dana investasi tahun ini atau sebesar US$ 100 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Ada Apa dengan Smartfren? Sejak 2011 Tak Pernah Untung
Hingga penutupan bursa saham saham pukul 12.00 WIB, saham FREN diperdagangkan pada level harga Rp 250/unit saham, anjlok 18,3%. Volume transaksi sahamnya mencapai 339 juta unit senilai Rp 90 miliar.
Adapun nilai jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp 43,9 miliar di pasar reguler. Aksi jual asing tersebut diperkirakan karena aksi ambil untung (profit taking), mengingat harga sahamnya yang meroket hingga 200% sejak awal tahun.
FREN merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dengan layanan 4G LTE Advanced komersial pertama di Indonesia, serta perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan Voice over LTE (VoLTE) secara komersial.
Perusahaan tengah mencari pendanaan guna membiayai penambahan BTS. Direktur Smartfren Antony Susilo mengatakan pembiayaan ekspansi perusahaan selama ini mayoritas bergantung pada pembiayaan perbankan dengan porsi 80%-90%, sisanya akan dibiayai dengan internal perusahaan.
"Pendanaan dari CDB ada fasilitas tapi sudah habis. Sekarang sedang dalam proses fasilitas selanjutnya sebesar dana investasi US$ 200 juta lebih lah, cuma belum bisa disampaikan, masih diskusi," kata Antony di kantornya, Jakarta, Kamis (27/6/2019).
FREN menargetkan 30 juta pelanggan baru. Sementara hingga akhir bulan ini jumlah pelanggan eksisting mencapai 17 juta pelanggan, naik dari 12,3 juta di akhir Desember 2018. Pada semester I-2019, perusahaan telah menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) hampir setengah dari total dana investasi tahun ini atau sebesar US$ 100 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Ada Apa dengan Smartfren? Sejak 2011 Tak Pernah Untung
Most Popular