
Fokus Investor
Emiten Laporkan Kinerja, Emtek sampai FREN Merugi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 April 2019 07:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin, Senin (1/4/2019). Indeks melemah 0,25% ke level 6.452,61 poin.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan bursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,43%, indeks Shanghai menguat 2,58%, indeks Hang Seng juga naik 1,76%, indeks Straits Times naik 1,09%, dan indeks Kospi pun naik 1,29%.
Selain itu, hingga kemarin masih banyak emiten yang merilis hasil kinerjanya untuk periode 2018. Beberapa di antaranya masih mencatatkan rugi bersih, namun ada juga yang mengalami perbaikan kinerja dengan pertumbuhan laba. Berikut kinerja emiten yang dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2019).
1. Emtek Catatkan Rugi Rp 2,62 T sepanjang 2018
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK/Emtek) yang merupakan induk dari SCTV mengalami kerugian hingga Rp 2,62 triliun sepanjang 2018. Padahal di 2017 lalu, EMTK masih mencatatkan laba Rp 43,7 miliar.
Dalam publikasi laporan keuangan 2018 yang dikutip, Senin (1/4/2019), EMTK mencatatkan rugi per saham hingga Rp 464,84 di 2018 setelah di 2017 lalu sempat mencatatkan laba bersih per saham Rp 7,76.
2. Rugi Bersih Ex-Holcim Membengkak Jadi Rp 828 M
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), yang sebelumnya bernama PT Holcim Indonesia Tbk, mencatatkan peningkatan kerugian bersih sepanjang tahun lalu akibat depresiasi nilai tukar rupiah.
Data laporan keuangan mencatat, total kerugian tahun lalu mencapai Rp 827,98 miliar, bertambah 9,22% dari kerugian 2017 yang mencapai Rp 758,05 miliar.
3. Pendapatan Anjlok, Rugi Multipolar Susut Jadi Rp 1,22 T
Induk usaha PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Multipolar Tbk (MLPL), masih menderita kerugian sepanjang tahun lalu.
Data laporan keuangan mengungkapkan rugi bersih perusahaan tahun lalu mencapai Rp 1,22 triliun, meski turun 1,6% dibandingkan kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,24 triliun.
Masih ruginya perusahaan seiring dengan pendapatan perusahaan yang turun sebesar 12,26% secara year on year (YoY) pada tahun lalu menjadi Rp 14,98 triliun dari Rp 17,07 triliun di akhir 2017.
4. Ada Apa dengan Smartfren? Sejak 2011 Tak Pernah Untung
Tahun 2018 sepertinya menjadi periode yang kelam bagi emiten telekomunikasi. Kali ini giliran anak usaha Grup Sinar Mas yang kinerjanya terjerembab yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Mengacu laporan keuangan perusahaan, sepanjang tahun lalu, FREN membukukan kerugian hingga Rp 3,55 triliun, membengkak 17,54% secara year-on-year (YoY) dibandingkan tahun 2017 yang mencatatkan kerugian Rp 3,02 triliun.
Ini berarti, setidaknya sejak tahun 2011, tidak pernah sekali pun perusahaan telekomunikasi ini mencatatkan keuntungan.
5. Ditopang Iklan, Laba MNC Naik Tipis Jadi Rp 1,62 T
Emiten media milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,62 triliun sepanjang 2018, naik tipis 2% dari perolehan laba tahun sebelumnya Rp 1,56 triliun.
Meningkatnya laba perusahaan sejalan dengan pendapatan perusahaan yang naik 6% menjadi Rp 7,44 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 7,05 triliun.
6. Rugi 4 Tahun Beruntun, CP Prima Akhirnya Cetak Laba Rp 1,77 T
Emiten pakan ternak dan udang PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) menunjukkan kinerja keuangan cukup memuaskan dengan mencatatkan laba bersih Rp 1,77 triliun pada tahun lalu, membalikkan derita rugi bersih selama 4 tahun berturut-turut.
Dengan demikian, setelah 5 tahun, CPRO akhirnya dapat kembali mendistribusikan dividen di kisaran laba per saham dasar sebesar Rp 34/saham.
7. Laba Bersih Bukopin di 2018 Naik 40%, Capai Rp 190 M
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) membukukan laba bersih di 2018 sebesar Rp 190 miliar atau naik 40% dari laba bersih 2017 senilai Rp 136 miliar. Adapun posisi laba sebelum pajak BBKP tumbuh 78% menjadi Rp 216 miliar dibandingkan realisasi pada tahun 2017.
8. Jualan Sarung Tangan, Laba Mark Dynamics Melesat 67%
Emiten produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia (MARK) membukukan laba bersih sebesar Rp 82,29 miliar, naik 67,09% dari tahun sebelumnya Rp 49,25 miliar.
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan menyebutkan pertumbuhan laba bersih sejalan dengan kenaikan penjualan bersih tahun lalu sebesar 36% menjadi Rp 325,47 miliar.
9. ABM Investama Catat Laba US$ 65,49 Juta, Lompat 1.075%
Emiten pertambangan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup fantastis sepanjang tahun lalu. ABMM mencatatkan laba bersih US$ 65,49 juta, naik 1.075% dari perolehan di tahun sebelumnya US$ 5,57 juta.
Sejalan dengan meningkatnya laba bersih perusahaan, nilai laba per saham dasar juga meningkat jadi US$ 0,023 per saham dari tahun sebelumnya US$ 0,002 per saham.
(prm) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan bursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,43%, indeks Shanghai menguat 2,58%, indeks Hang Seng juga naik 1,76%, indeks Straits Times naik 1,09%, dan indeks Kospi pun naik 1,29%.
Selain itu, hingga kemarin masih banyak emiten yang merilis hasil kinerjanya untuk periode 2018. Beberapa di antaranya masih mencatatkan rugi bersih, namun ada juga yang mengalami perbaikan kinerja dengan pertumbuhan laba. Berikut kinerja emiten yang dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2019).
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK/Emtek) yang merupakan induk dari SCTV mengalami kerugian hingga Rp 2,62 triliun sepanjang 2018. Padahal di 2017 lalu, EMTK masih mencatatkan laba Rp 43,7 miliar.
Dalam publikasi laporan keuangan 2018 yang dikutip, Senin (1/4/2019), EMTK mencatatkan rugi per saham hingga Rp 464,84 di 2018 setelah di 2017 lalu sempat mencatatkan laba bersih per saham Rp 7,76.
2. Rugi Bersih Ex-Holcim Membengkak Jadi Rp 828 M
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), yang sebelumnya bernama PT Holcim Indonesia Tbk, mencatatkan peningkatan kerugian bersih sepanjang tahun lalu akibat depresiasi nilai tukar rupiah.
Data laporan keuangan mencatat, total kerugian tahun lalu mencapai Rp 827,98 miliar, bertambah 9,22% dari kerugian 2017 yang mencapai Rp 758,05 miliar.
3. Pendapatan Anjlok, Rugi Multipolar Susut Jadi Rp 1,22 T
Induk usaha PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Multipolar Tbk (MLPL), masih menderita kerugian sepanjang tahun lalu.
Data laporan keuangan mengungkapkan rugi bersih perusahaan tahun lalu mencapai Rp 1,22 triliun, meski turun 1,6% dibandingkan kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,24 triliun.
Masih ruginya perusahaan seiring dengan pendapatan perusahaan yang turun sebesar 12,26% secara year on year (YoY) pada tahun lalu menjadi Rp 14,98 triliun dari Rp 17,07 triliun di akhir 2017.
4. Ada Apa dengan Smartfren? Sejak 2011 Tak Pernah Untung
Tahun 2018 sepertinya menjadi periode yang kelam bagi emiten telekomunikasi. Kali ini giliran anak usaha Grup Sinar Mas yang kinerjanya terjerembab yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Mengacu laporan keuangan perusahaan, sepanjang tahun lalu, FREN membukukan kerugian hingga Rp 3,55 triliun, membengkak 17,54% secara year-on-year (YoY) dibandingkan tahun 2017 yang mencatatkan kerugian Rp 3,02 triliun.
Ini berarti, setidaknya sejak tahun 2011, tidak pernah sekali pun perusahaan telekomunikasi ini mencatatkan keuntungan.
5. Ditopang Iklan, Laba MNC Naik Tipis Jadi Rp 1,62 T
Emiten media milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,62 triliun sepanjang 2018, naik tipis 2% dari perolehan laba tahun sebelumnya Rp 1,56 triliun.
Meningkatnya laba perusahaan sejalan dengan pendapatan perusahaan yang naik 6% menjadi Rp 7,44 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 7,05 triliun.
6. Rugi 4 Tahun Beruntun, CP Prima Akhirnya Cetak Laba Rp 1,77 T
Emiten pakan ternak dan udang PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) menunjukkan kinerja keuangan cukup memuaskan dengan mencatatkan laba bersih Rp 1,77 triliun pada tahun lalu, membalikkan derita rugi bersih selama 4 tahun berturut-turut.
Dengan demikian, setelah 5 tahun, CPRO akhirnya dapat kembali mendistribusikan dividen di kisaran laba per saham dasar sebesar Rp 34/saham.
7. Laba Bersih Bukopin di 2018 Naik 40%, Capai Rp 190 M
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) membukukan laba bersih di 2018 sebesar Rp 190 miliar atau naik 40% dari laba bersih 2017 senilai Rp 136 miliar. Adapun posisi laba sebelum pajak BBKP tumbuh 78% menjadi Rp 216 miliar dibandingkan realisasi pada tahun 2017.
8. Jualan Sarung Tangan, Laba Mark Dynamics Melesat 67%
Emiten produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia (MARK) membukukan laba bersih sebesar Rp 82,29 miliar, naik 67,09% dari tahun sebelumnya Rp 49,25 miliar.
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan menyebutkan pertumbuhan laba bersih sejalan dengan kenaikan penjualan bersih tahun lalu sebesar 36% menjadi Rp 325,47 miliar.
9. ABM Investama Catat Laba US$ 65,49 Juta, Lompat 1.075%
Emiten pertambangan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup fantastis sepanjang tahun lalu. ABMM mencatatkan laba bersih US$ 65,49 juta, naik 1.075% dari perolehan di tahun sebelumnya US$ 5,57 juta.
Sejalan dengan meningkatnya laba bersih perusahaan, nilai laba per saham dasar juga meningkat jadi US$ 0,023 per saham dari tahun sebelumnya US$ 0,002 per saham.
(prm) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular