Bursa Saham Asia Merah, Harga Obligasi RI Ikut Terpuruk

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
22 July 2019 11:20
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi pada awal perdagangan hari ini menjelang pengumuman data aliran dana investasi asing langsung. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain serta koreksi yang terjadi di hampir seluruh pasar saham Asia dan Indonesia.  

Meskipun harga SUN turun pagi ini, investor asing masih menunjukkan minatnya dengan masuk ke pasar obligasi pemerintah yang ditunjukkan oleh angka kepemilikan investor asing masih mencatatkan pertumbuhan hingga nilainya kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa yaitu Rp 1.011 triliun. 

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 3,9 basis poin (bps) menjadi 3,9%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

 
Yield Obligasi Negara Acuan 22 Jul'19
SeriJatuh tempoYield 19 Jul'19 (%)Yield 22 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 19 Jul'19 (%)
FR00775 tahun6.5216.5280.706.4885
FR007810 tahun7.147.1793.907.0975
FR006815 tahun7.4847.4930.907.4522
FR007920 tahun7.6817.6971.607.6789
Avg movement1.77
Sumber: Refinitiv  

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 512 bps, melebar dari posisi akhir pekan lalu 509 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,057% dari posisi akhir pekan lalu 2,05%. Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini kembali terbentuk inversi tenor 3 bulan-10 tahun setelah sempat menghilang, yang lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu.  

Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi pada awal tahun tetapi timbul dan tenggelam, sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis. 

Yield US Treasury Acuan 22 Jul'19
SeriBenchmarkYield 19 Jul'19 (%)Yield 22 Jul'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.0662.0893 bulan-5 tahun26.9
UST 20202 Tahun1.8161.8292 tahun-5 tahun0.9
UST 20213 Tahun1.781.7963 tahun-5 tahun-2.4
UST 20235 Tahun1.8061.823 bulan-10 tahun3.2
UST 202810 Tahun2.052.0572 tahun-10 tahun-22.8
Sumber: Refinitiv 

Asing Tembus Rekor Lagi  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.011 triliun SBN, atau 39,3% dari total beredar Rp 2.573 triliun berdasarkan data per 18 Juli.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 118,1 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya melemah 0,3% dan 0,22%. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang 
NegaraYield 19 Jul'19 (%)Yield 22 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.287.3254.50
China3.1733.163-1.00
Jerman-0.322-0.324-0.20
Perancis-0.067-0.071-0.40
Inggris 0.7350.7370.20
India6.3866.361-2.50
Jepang-0.134-0.135-0.10
Malaysia3.613.6120.20
Filipina4.9214.9331.20
Rusia7.47.35-5.00
Singapura1.9461.9682.20
Thailand1.9851.94-4.50
Amerika Serikat2.052.0570.70
Afrika Selatan7.9758.024.50
Sumber: Refinitiv  


TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular