Rupiah Melemah, Khasiat 'Jamu Manis' BI Sudah Habis?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 July 2019 08:42
Khasiat 'Jamu Manis' BI Hilang?
Ilustrasi Rupiah (REUTERS / Beawiharta)
Sementara dari dalam negeri, efek suntikan 'adrenalin' dari penurunan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate tampaknya mulai mereda. Oke, BI sudah mengubah posisi (stance) dari menjaga stabilitas menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Namun dorongan dari sisi kebijakan moneter saja belum cukup untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi domestik. 

Rasanya kini investor menanti bagaimana otoritas fiskal bereaksi cepat untuk meredam perlambatan ekonomi. Sebab setidaknya sampai semester I-2019 belum terlihat betul bagaimana upaya pemerintah untuk menstimulasi perekonomian. 

Realisasi belanja negara hingga paruh pertama 2019 adalah 42%. Malah sedikit lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 42,5%. Pemerintah terlihat masih business as usual, belum ada sense of urgency.  


Padahal perlambatan ekonomi sudah di depan mata. BI memperkirakan ekonomi kuartal II-2019 tumbuh tidak jauh dari kuartal sebelumnya, landai saja. Sementara kuartal II ada Ramadan, Idul Fitri, plus Pemilu yang semestinya bisa mendongrak pertumbuhan ekonomi. Apa namanya kalau bukan gejala perlambatan? 

Saat ini khasiat 'jamu manis' dari BI berupa penurunan suku bunga acuan 25 bps ke 5,75% sepertinya sudah habis. Pasar kembali dalam posisi menunggu, apa sentimen berikutnya yang bisa menjadi penarik minat untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular