Rupiah Melemah, Khasiat 'Jamu Manis' BI Sudah Habis?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 July 2019 08:42
Dolar AS Bangkit!
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS / Beawiharta)
Dolar AS memang bangkit setelah terpuruk akhir pekan lalu akibat komentar Presiden The Federal Reserves/The Fed New York John Williams. Dalam sebuah forum, Williams menegaskan bahwa perekonomian AS butuh stimulus baru. Bank sentral tidak bisa diam sambil menunggu ekonomi memburuk baru mengambil kebijakan. 

"Lebih baik mengambil langkah preventif daripada menunggu bencana terjadi. Saat Anda sudah menghabiskan begitu banyak stimulus, yang harus dilakukan selanjutnya adalah menurunkan suku bunga dengan segera saat tanda-tanda perlambatan ekonomi sudah terlihat," jelas Williams, seperti dikutip dari Reuters. 


Namun kemudian datang sanggahan dari kantor The Fed New York. Menurut mereka, pernyataan Williams bersifat akademik, bukan menunjukkan arah kebijakan suku bunga The Fed. 

Sanggahan dari The Fed New York membuat pasar mundur teratur. Awalnya pelaku pasar memperkirakan The Fed bisa memangkas suku bunga acuan sampai 50 basis poin )bps) dalam rapat akhir bulan ini. Namun melihat perkembangan terbaru, sepertinya penurunan Federal Funds Rate 25 bps lebih masuk akal. 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 bps ke 2-2,25% pada 31 Juli mencapai 77,5%. Sementara peluang pemangkasan 50 bps menjadi 1,75-2% adalah 22,5%. Padahal akhir pekan lalu kemungkinan penurunan 50 bps sempat lebih besar ketimbang 25 bps. 


Sedikit saja sentimen positif sudah menjadi alasan bagi dolar AS untuk menguat. Menipisnya peluang pemangkasan suku bunga acuan secara agresif membuat dolar AS masih lumayan menarik, berinvestasi di mata uang Negeri Paman Sam tidak rugi-rugi amat lah... 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular