
The Fed Sinyalkan Pangkas Bunga, Wall Street Siap Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 July 2019 18:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Wall Street AS diprediksi akan dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Jumat (19/7/2019).
Hingga pukul 18:55 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 41 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 2 dan 27 poin.
Walau sudah mencetak apresiasi pada perdagangan Kamis kemarin (18/7/2019), Wall Street masih memiliki 'bensin' untuk menguat pada hari ini. Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup naik tipis 0,01%, indeks S&P 500 menguat 0,36%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,27%.
'Bensin' bagi Wall Street datang dari aura dovish (kalem) yang terus saja ditebar oleh Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS.
Aura dovish terbaru yang ditebar oleh The Fed datang dari pernyataan John Williams selaku New York Federal Reserve President. Dia mengatakan bahwa The Fed perlu untuk "bertindak cepat" di tengah pelemahan ekonomi yang saat ini tengah terjadi, dilansir dari CNBC International.
"Lebih baik untuk mengambil langkah pencegahan ketimbang menunggu datangnya bencana," kata Williams.
Pernyataan dari Williams tersebut lantas melengkapi pernyataan-pernyataan dovish yang sebelumnya diutarakan oleh Jerome Powell selaku Gubernur The Fed. Pada pekan lalu, Powell memberikan testimoni terkait dengan laporan kebijakan moneter semi tahunan di hadapan para anggota kongres AS.
Pesimisnya Powell dalam melihat kondisi perekonomian di masa depan dibuktikan dengan pengulangan kata 'ketidakpastian' (uncertainty) yang begitu sering. CNBC International mencatat bahwa dalam testimoninya di hadapan anggota kongres, setidaknya 26 kali kata 'ketidakpastian' diucapkan oleh suksesor dari Janet Yellen itu.
'Ketidakpastian' yang diucapkan Powell mengacu kepada berbagai macam hal, seperti prospek perekonomian AS, rendahnya tekanan inflasi, perang dagang AS-China, hingga konsumsi rumah tangga.
Di satu sisi, pengulangan kata 'ketidakpastian' yang begitu sering menunjukkan bahwa laju perekonomian dunia saat ini berikut dengan prospeknya benar-benar sedang lesu.
Namun di sisi lain, terlihat jelas bahwa Powell memberi sinyal yang kuat terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga acuan secara agresif.
Kini, pernyataan dari Powell dan Williams sukses membuat optimisme terkait pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan The Fed bulan ini membuncah.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 19 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan bulan ini telah merangsek ke atas level 50%, tepatnya 50,4%. Padahal pada pekan lalu, probabilitasnya berada di level 23%.
Pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi sangat krusial guna menghindarkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing.
Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Pada tahun 2018, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9%, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Ketika tingkat suku bunga acuan dipangkas, tingkat suku bunga kredit diharapkan bisa diturunkan sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street seperti American Express dan BlackRock.
Pada pukul 21:00, pembacaan awal atas data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS periode Juli 2019 akan diumumkan oleh University of Michigan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Optimistis The Fed Pangkas Bunga, Wall Street Akan Menghijau
Hingga pukul 18:55 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 41 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 2 dan 27 poin.
Walau sudah mencetak apresiasi pada perdagangan Kamis kemarin (18/7/2019), Wall Street masih memiliki 'bensin' untuk menguat pada hari ini. Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup naik tipis 0,01%, indeks S&P 500 menguat 0,36%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,27%.
'Bensin' bagi Wall Street datang dari aura dovish (kalem) yang terus saja ditebar oleh Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS.
Aura dovish terbaru yang ditebar oleh The Fed datang dari pernyataan John Williams selaku New York Federal Reserve President. Dia mengatakan bahwa The Fed perlu untuk "bertindak cepat" di tengah pelemahan ekonomi yang saat ini tengah terjadi, dilansir dari CNBC International.
"Lebih baik untuk mengambil langkah pencegahan ketimbang menunggu datangnya bencana," kata Williams.
Pernyataan dari Williams tersebut lantas melengkapi pernyataan-pernyataan dovish yang sebelumnya diutarakan oleh Jerome Powell selaku Gubernur The Fed. Pada pekan lalu, Powell memberikan testimoni terkait dengan laporan kebijakan moneter semi tahunan di hadapan para anggota kongres AS.
Pesimisnya Powell dalam melihat kondisi perekonomian di masa depan dibuktikan dengan pengulangan kata 'ketidakpastian' (uncertainty) yang begitu sering. CNBC International mencatat bahwa dalam testimoninya di hadapan anggota kongres, setidaknya 26 kali kata 'ketidakpastian' diucapkan oleh suksesor dari Janet Yellen itu.
'Ketidakpastian' yang diucapkan Powell mengacu kepada berbagai macam hal, seperti prospek perekonomian AS, rendahnya tekanan inflasi, perang dagang AS-China, hingga konsumsi rumah tangga.
Di satu sisi, pengulangan kata 'ketidakpastian' yang begitu sering menunjukkan bahwa laju perekonomian dunia saat ini berikut dengan prospeknya benar-benar sedang lesu.
Namun di sisi lain, terlihat jelas bahwa Powell memberi sinyal yang kuat terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga acuan secara agresif.
Kini, pernyataan dari Powell dan Williams sukses membuat optimisme terkait pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan The Fed bulan ini membuncah.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 19 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan bulan ini telah merangsek ke atas level 50%, tepatnya 50,4%. Padahal pada pekan lalu, probabilitasnya berada di level 23%.
Pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi sangat krusial guna menghindarkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing.
![]() |
Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Pada tahun 2018, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9%, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Ketika tingkat suku bunga acuan dipangkas, tingkat suku bunga kredit diharapkan bisa diturunkan sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street seperti American Express dan BlackRock.
Pada pukul 21:00, pembacaan awal atas data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS periode Juli 2019 akan diumumkan oleh University of Michigan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Optimistis The Fed Pangkas Bunga, Wall Street Akan Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular