
Optimistis The Fed Pangkas Bunga, Wall Street Akan Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 June 2019 19:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 17:55 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 36 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 5 dan 7 poin.
Menjelang pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS pada hari Selasa (18/6/2019) dan Rabu (19/6/2019) waktu setempat, pelaku pasar kian optimistis bahwa Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega akan memangkas tingkat suku bunga acuan.
Memang, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini. Namun, diharapkan bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, Powell telah secara gamblang memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps pada tahun ini berada di level 36%. Untuk pemangkasan sebesar 50 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 32,9% dan 12,1%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa sebesar 1,5% saja, dari yang sebelumnya 26% pada bulan lalu.
Selain melalui pernyataan The Fed, ruang pemangkasan tingkat suku bunga acuan juga dimungkinkan dibuka oleh rilis proyeksi ekonomi terbaru yang akan dirilis The Fed selepas pertemuan berakhir. Sebagai informasi, sepanjang tahun ini, The Fed dijadwalkan merilis proyeksi data ekonomi sebanyak 4 kali, yakni pada Maret, Juni, September, dan Desember.
Jika The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi, maka pemangkasan tingkat suku bunga acuan nampak akan semakin menjadi suatu keniscayaan.
Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) sudah mengafirmasi bahwa perekonomian AS akan mengalami perlambatan yang signifikan pada tahun ini dan tahun depan. Bank Dunia memproyeksikan perekonomian tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020.
Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Di tengah aura perlambatan ekonomi yang begitu kental terasa, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi opsi yang paling baik. Ketika tingkat suku bunga acuan dipangkas, tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh perbankan di AS juga akan turun dan menstimulasi rumah tangga serta dunia usaha untuk menarik kredit, yang pada akhirnya akan mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi.
Jika berbicara mengenai pasar saham, laju perekonomian yang kencang tentu merupakan kondisi yang favorable.
Pada hari ini, tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Menjelang pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS pada hari Selasa (18/6/2019) dan Rabu (19/6/2019) waktu setempat, pelaku pasar kian optimistis bahwa Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega akan memangkas tingkat suku bunga acuan.
Memang, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini. Namun, diharapkan bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps pada tahun ini berada di level 36%. Untuk pemangkasan sebesar 50 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 32,9% dan 12,1%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa sebesar 1,5% saja, dari yang sebelumnya 26% pada bulan lalu.
Selain melalui pernyataan The Fed, ruang pemangkasan tingkat suku bunga acuan juga dimungkinkan dibuka oleh rilis proyeksi ekonomi terbaru yang akan dirilis The Fed selepas pertemuan berakhir. Sebagai informasi, sepanjang tahun ini, The Fed dijadwalkan merilis proyeksi data ekonomi sebanyak 4 kali, yakni pada Maret, Juni, September, dan Desember.
Jika The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi, maka pemangkasan tingkat suku bunga acuan nampak akan semakin menjadi suatu keniscayaan.
Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) sudah mengafirmasi bahwa perekonomian AS akan mengalami perlambatan yang signifikan pada tahun ini dan tahun depan. Bank Dunia memproyeksikan perekonomian tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020.
Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Di tengah aura perlambatan ekonomi yang begitu kental terasa, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi opsi yang paling baik. Ketika tingkat suku bunga acuan dipangkas, tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh perbankan di AS juga akan turun dan menstimulasi rumah tangga serta dunia usaha untuk menarik kredit, yang pada akhirnya akan mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi.
Jika berbicara mengenai pasar saham, laju perekonomian yang kencang tentu merupakan kondisi yang favorable.
Pada hari ini, tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Most Popular