
Harga IPO Kencana Energi Rp 250-420/saham, Catat Jadwalnya!
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 July 2019 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di bisnis pembangkit listrik, PT Kencana Energi Lestari Tbk menawarkan harga Rp saham perdana Rp 250 - Rp 420 per saham dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perseroan menargetkan bisa tercatat di papan bursa pada 20 Agustus mendatang dengan kode saham KEN.
Dalam agenda IPO ini, perusahaan ini akan melepas sebanyak sebanyak-banyaknya 977,68 juta saham biasa atau maksimal 25% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dengan demikian, dari gelaran IPO ini, perseroan membidik dana segar sebesar Rp 245 miliar hingga Rp 410 miliar.
Henry Maknawi, Direktur Utama Kencana Energi Lestari menjelaskan, bisnis pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Indonesia memiliki potensi yang besar seiring elektrifikasi energi baru terbarukan (EBT) yang masih rendah dari negara-negara lainnya di Asia Tenggara.
"Dengan elektrifikasi yang rendah, baru 12% membuka ruang bisnis pembangkit listrik tenaga air berkembang," kata Henry, saat paparan publik di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Selain itu, kata Henry, PLTA menjadi fokus utama bisnis perseroan karena mengukur risikonya lebih mudah dan paling banyak tersedia di Indonesia.
Dana hasil IPO nantinya akan dipakai sekitar 55% untuk pengembangan usaha bidang energi pembangkit listrik tenaga air dan energi baru terbarukan di Sumatera dan Sulawesi dengan kapasitas produksi sekitar 205 megawatt (MW).
Selanjutnya, sekitar 25% dipakai untuk modal kerja anak usaha dan 20% belanja modal untuk anak usahanya, PT Nagata Dinamika Hidro Madong terkait proyek Madong, di Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Adapun, price to earning ratio (PE) saham Kencana Energi berkisar antara 5,9 hingga 10 kali dengan nilai buku atau price to book value (PBV) 0,5-0,7 kali. PE adalah rasio harga pasar per saham terhadap laba bersih per saham. Rasio PER yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pasar bersedia membayar lebih terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan.
Adapun PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.
Masa penawaran awal (bookbuilding) dijadwalkan pada 17 Juli 2019 - 30 Juli 2019. Masa penawaran umum perdana saham diperkirakan pada 9 Agustus 2019-14 Agustus 2019 dan pencatatan saham di bursa dijadwalkan pada 20 Agustus 2019.
Mengacu laporan keuangan kuartal I-2019, pendapatan perusahaan sebesar US$ 5,68 juta atau setara dengan Rp 80 miliar (asumsi kurs Rp 14.100/US$). Adapun, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 2,10 juta.
Total aset hingga 31 Maret 2019 tercatat US$ 249,98 juta, terdiri dari liabilitas US$115,55 juta dan total ekuitas sebesar US$134,42 juta.
Dalam gelaran ini, perseroan menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas dan PT RHB Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).
Deretan IPO bernilai jumbo.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Kencana Energi Siap Masuk Bursa, Lepas 977 Juta Saham
Perseroan menargetkan bisa tercatat di papan bursa pada 20 Agustus mendatang dengan kode saham KEN.
Dalam agenda IPO ini, perusahaan ini akan melepas sebanyak sebanyak-banyaknya 977,68 juta saham biasa atau maksimal 25% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dengan demikian, dari gelaran IPO ini, perseroan membidik dana segar sebesar Rp 245 miliar hingga Rp 410 miliar.
Henry Maknawi, Direktur Utama Kencana Energi Lestari menjelaskan, bisnis pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Indonesia memiliki potensi yang besar seiring elektrifikasi energi baru terbarukan (EBT) yang masih rendah dari negara-negara lainnya di Asia Tenggara.
"Dengan elektrifikasi yang rendah, baru 12% membuka ruang bisnis pembangkit listrik tenaga air berkembang," kata Henry, saat paparan publik di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Selain itu, kata Henry, PLTA menjadi fokus utama bisnis perseroan karena mengukur risikonya lebih mudah dan paling banyak tersedia di Indonesia.
Dana hasil IPO nantinya akan dipakai sekitar 55% untuk pengembangan usaha bidang energi pembangkit listrik tenaga air dan energi baru terbarukan di Sumatera dan Sulawesi dengan kapasitas produksi sekitar 205 megawatt (MW).
Selanjutnya, sekitar 25% dipakai untuk modal kerja anak usaha dan 20% belanja modal untuk anak usahanya, PT Nagata Dinamika Hidro Madong terkait proyek Madong, di Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
![]() |
Adapun, price to earning ratio (PE) saham Kencana Energi berkisar antara 5,9 hingga 10 kali dengan nilai buku atau price to book value (PBV) 0,5-0,7 kali. PE adalah rasio harga pasar per saham terhadap laba bersih per saham. Rasio PER yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pasar bersedia membayar lebih terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan.
Masa penawaran awal (bookbuilding) dijadwalkan pada 17 Juli 2019 - 30 Juli 2019. Masa penawaran umum perdana saham diperkirakan pada 9 Agustus 2019-14 Agustus 2019 dan pencatatan saham di bursa dijadwalkan pada 20 Agustus 2019.
Mengacu laporan keuangan kuartal I-2019, pendapatan perusahaan sebesar US$ 5,68 juta atau setara dengan Rp 80 miliar (asumsi kurs Rp 14.100/US$). Adapun, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 2,10 juta.
Total aset hingga 31 Maret 2019 tercatat US$ 249,98 juta, terdiri dari liabilitas US$115,55 juta dan total ekuitas sebesar US$134,42 juta.
Dalam gelaran ini, perseroan menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas dan PT RHB Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).
Deretan IPO bernilai jumbo.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Kencana Energi Siap Masuk Bursa, Lepas 977 Juta Saham
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular