Hai Gentleman! Mau Beri Mahar Saham, Perhatikan Hal Ini

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
19 July 2019 13:14
Adakah Saham yang Tak Syariah?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Saham GGRM
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) salah satu produsen rokok yang harga sahamya selangit. Pasalnya, harga saham perusahaan senilai Rp 78.850/unit saham, sehingga jika membeli 10 lot dana yang harus dikeluarkan mencapai Rp 7.885.000.

Patut dicatat, GGRM merupakan emiten rokok, jadi sepertinya juga kurang cocok untuk dijadikan mahar karena bisnis perusahaan tergolong makruh. Kenapa makruh, karena merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit dalam, seperti kanker, hipotensi, dll.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, total pendapatan GGRM melesat 19,18% YoY menjadi Rp 26,2 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21,98 triliun. Sedangkan laba bersih perusahaan tumbuh lebih besar di 24,48% secara tahunan menjadi Rp 2,36 triliun.

Saham Unilever
Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang hingga berita ini dimuat membukukan kapitalisasi pasar sebesar Rp 348,5 triliun dengan harga saham Rp 45.675/unit saham. Tampaknya, alasan netizen melirik saham satu ini juga karena harga sahamnya yang cukup tinggi, terlebih lagi perusahaan merupakan salah satu market leader di industri consumer goods.

Lebih lanjut, emiten UNVR masih cocok dijadikan mahar karena produk-produk yang dijual perusahaan terbilang tidak memiliki dampak negatif (mudarat).

Sayangnya, hingga akhir Maret 2019, total penjualan Unilever Indonesia terkoreksi tipis 0,76% secara tahunan menjadi Rp 10,66 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Ro 10,75 triliun. Sedangkan kinerja bottom line (laba bersih) UNVR terkoreksi lebih dalam, dimana laju pertumbuhan laba kuartal I-2019 tumbuh negatif 4,37% YoY.

Saham TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) merupakan pemimpin di industri telekomunikasi. TLKM juga cocok dijadikan mahar karena produk perusahaan tidak memiliki unsur mudarat. Saat ini, satu unit emiten TLKM dijual dengan harga Rp 4.250.

Perusahaan membuktikan diri sebagai jawara di industri telekomunikasi dengan mencatat total omzet terbesar di kuartal I-2019 sebesar Rp 34,84 triliun, naik 7,72% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 32,34 triliun.

Sementara itu, laba TLKM pada kuartal pertama tahun ini juga mampu tumbuh positif dengan naik 8,55% YoY menjadi Rp 6,22 triliun. Semoga pertumbuhan positif kuartal I bertahan hingga akhir tahun. Pasalnya, sepanjang tahun lalu laba bersih TLKM anjlok 18,57% YoY menjadi Rp 18,03 triliun dari tahun 2017 yang tercatat Rp 22,14 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular