Pengumuman Suku Bunga Acuan Bikin Grogi, IHSG Turun Tipis

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 July 2019 12:54
Tunggu Bank Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Lebih lanjut, tekanan bagi IHSG datang dari kekhawatiran yang menyelimuti terkait dengan pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang sudah dimulai sejak kemarin (17/7/2019) dan hasilnya akan diumumkan pada siang hari ini.

Sejatinya, konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memproyeksikan bahwa 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5,75% dalam pertemuan kali ini. Dari 14 institusi yang berparitisipasi dalam pembentukan konsensus kami, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih akan dipertahankan di level 6%.


Tim Riset CNBC Indonesia juga memperkirakan bahwa 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps. Pasalnya, BI sejatinya sudah ‘cek ombak’ sedari bulan lalu.

Walau kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 6%, BI memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank umum menjadi 6%, dari yang sebelumnya 6,5%. Sementara itu, GWM untuk bank syariah juga dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,5%, dari yang sebelumnya 5%. Penurunan ini berlaku efektif pada 1 Juli 2019 dan disebut oleh BI akan menambah likuiditas perbankan senilai Rp 25 triliun.

Melalui kebijakan ini, BI terlihat ingin melihat respons pelaku pasar keuangan kala tingkat suku bunga acuan dipangkas nantinya.

Hasilnya, ternyata dana investor asing mengalir deras ke pasar saham dan obligasi.



Jika BI kembali melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini, ada peluang yang besar bahwa kestabilan nilai tukar rupiah akan tetap bisa dijaga.

Namun, pelaku pasar tampak memilih bermain aman mengingat kebijakan BI di era Perry Warjiyo selaku Gubernur seringkali sulit ditebak.

Saat ini perekonomian Indonesia jelas membutuhkan stimulus moneter. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, target pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,1%. Tak puas sampai di situ, pemerintah seolah menyombongkan diri dengan menaikkan target menjadi 5,2% dalam APBNP 2017. Padahal, biasanya target justru diturunkan dari yang dicanangkan di APBN. Kenyataannya, realisasi pertumbuhan ekonomi hanyalah 5,07%.

Untuk tahun 2018, pemerintah tidak mengajukan APBNP ke Dewan Pewakilan Rakyat (DPR). Dalam APBN 2018, pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,4% dan yang terealisasi hanyalah 5,17%.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi periode kuartal I-2019 diumumkan di level 5,07% secara tahunan (year-on-year/YoY) oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,19% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular