
Jika Bunga Acuan Dikurangi, Yakin RI Masih Tetap Seksi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2019 11:05

Oleh karena itu, sebenarnya tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan mengenai risiko penurunan suku bunga terhadap daya tarik pasar keuangan. Sebab, saat ini dunia sudah berada dalam lingkungan yang berbeda.
Tahun lalu memang iya, berbagai negara berlomba-lomba mengerek suku bunga untuk memancing arus modal. Saat itu, aliran modal terkonsentrasi ke dolar AS seiring keputusan bank sentral (The Federal Reserves/The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan tiga kali untuk mengerem laju pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam agar tidak mengalami overheat.
Namun sekarang situasinya berbeda. Mesin perekonomian AS mulai dingin, perang dagang AS-China belum sepenuhnya kelar, dan ekonomi global juga melambat.
Ketua The Fed, Jerome 'Jay' Powell, dan rekan kemungkinan besar bakal menurunkan suku bunga acuan lumayan agresif tahun ini. Mengutip CME Fedwatch. probabilitas pemangkasan suku bunga acuan sampai 75 bps tahun ini adalah 39%. Lebih tinggi ketimbang penurunan 50 bps yaitu 27,8%.
The Fed diperkirakan baru mulai menurunkan Federal Funds Rate akhir bulan ini. Namun beberapa bank sentral, seperti yang disebutkan sebelumnya, sudah mencuri start.
Baca:
4 Negara Ini 'Curi Start' Pangkas Suku Bunga, Siapa Sajakah?
Jadi, suku bunga rendah dan kebijakan moneter longgar adalah the new normal. Sesuatu yang wajar dalam kondisi saat ini. Pasar tidak akan 'menghukum', bahkan mungkin memberi apresiasi.
Dengan demikian, BI rasanya tidak perlu terlalu cemas memikirkan nasib pasar keuangan Indonesia dalam mengambil keputusan suku bunga. Belajar dari pengalaman negara-negara tetangga, sepertinya semua akan baik-baik saja...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Tahun lalu memang iya, berbagai negara berlomba-lomba mengerek suku bunga untuk memancing arus modal. Saat itu, aliran modal terkonsentrasi ke dolar AS seiring keputusan bank sentral (The Federal Reserves/The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan tiga kali untuk mengerem laju pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam agar tidak mengalami overheat.
Namun sekarang situasinya berbeda. Mesin perekonomian AS mulai dingin, perang dagang AS-China belum sepenuhnya kelar, dan ekonomi global juga melambat.
The Fed diperkirakan baru mulai menurunkan Federal Funds Rate akhir bulan ini. Namun beberapa bank sentral, seperti yang disebutkan sebelumnya, sudah mencuri start.
Baca:
4 Negara Ini 'Curi Start' Pangkas Suku Bunga, Siapa Sajakah?
Jadi, suku bunga rendah dan kebijakan moneter longgar adalah the new normal. Sesuatu yang wajar dalam kondisi saat ini. Pasar tidak akan 'menghukum', bahkan mungkin memberi apresiasi.
Dengan demikian, BI rasanya tidak perlu terlalu cemas memikirkan nasib pasar keuangan Indonesia dalam mengambil keputusan suku bunga. Belajar dari pengalaman negara-negara tetangga, sepertinya semua akan baik-baik saja...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular