
Tumbuh Double Digit, Semester I-2019 Laba Mandiri Rp 13,5 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 July 2019 16:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada paruh pertama 2019 tumbuh 11,1% menjadi Rp 13,5 triliun. Perseroan juga menyampaikan kualitas kredit yang semakin membaik dengan tingkal non peforming loan (NPL ) gross 2,59% turun 54 bps dari tahun lalu.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan pencapaian laba bersih Bank Mandiri dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85% secara tahunan menjadi Rp 44,5 triliun.
Selain itu, penurunan biaya CKPN sebesar 21,28% serta diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang berhasil kami tekan hingga tumbuh terkendali di single digit.
"Capaian ini didorong oleh pertumbuhan bisnis yang lebih sustain ditandai dengan pertumbuhan rata-rata Kredit bank only 12,1% YoY atau mencapai Rp 690,5 triliun pada Juni 2019," kata Hery, dalam siaran pers yang disampaikan perseroan, Rabu (17/07/2019).
Hery menambahkan penurunan NPL gross menjadi 2,59% disebabkan oleh pengendalian manajemen risiko dan perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis. Rasio NPL gross tersebut merupakan angka terendah sejak triwulan III 2015.
Pertumbuhan kredit rata-rata tercatat mencapai 12,1% YoY. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh dua segmen utama, yakni Corporate dan Retail yang berfokus pada kredit micro dan consumer.
Per Juni 2019, pembiayaan segmen Corporate secara bank only tumbuh rata-rata 21,2% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 338,4 triliun, segmen micro banking secara bank only tumbuh rata-rata 23,6% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp110,4 triliun, dan kredit consumer secara bank only tumbuh rata-rata 9,0% dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 87,3 triliun.
"Untuk mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, kami juga berupaya menjaga komposisi kredit produktif dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4% dari total portofolio kredit Bank Mandiri dengan penyaluran kredit investasi mencapai Rp242,3 triliun dan kredit modal kerja mencapai Rp319,3 triliun" jelas Hery.
Hery melanjutkan, berkontribusi dalam pendanaan pembangunan infrastruktur, hingga Juni 2019 penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai Rp 203,4 triliun per Juni 2019 lalu dengan pertumbuhan mencapai 22,6%. Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan mencapai Rp 10,54 triliun atau tumbuh 27,4% yoy.
"Selaras dengan outlook pertumbuhan Indonesia yang positif hingga akhir tahun nanti, kami sangat optimis dapat membukukan target pertumbuhan kredit di kisaran 11%-12%. Untuk itu, kami berupaya terus memperkuat pendanaan untuk menjaga kesehatan likuiditas perusahaan agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan berkualitas," tutur Hery.
Langkah penguatan pendanaan dilakukan antara lain melalui peningkatkan dana murah untuk menjaga rasio CASA tetap diatas 60%, pengendalikan pertumbuhan biaya operasional, serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.
Di tengah kondisi ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan II 2019, total Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8% yoy, atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp843,2 triliun.
Didorong oleh pertumbuhan tabungan bank only secara rata-rata 5,1% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp342,6 triliun, Giro konsolidasi tumbuh 7,2% yoy mencapai Rp200,2 triliun, dan pertumbuhan Deposito bank only secara rata-rata 15,1% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp300,4 triliun.
Pada semester I tahun ini, Bank Mandiri juga telah menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai USD750 juta. Surat utang bertenor 5 tahun dan kupon 3,75% itu sendiri merupakan bagian dari rencana program penerbitan obligasi valas senilai USD2 miliar.
"Saat ini, permodalan dan likuiditas kami berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio CAR di level 21,01% dan rasio RIM di level 96,94%. Kami juga mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia melalui pelonggaran Giro Wajib Minimun (GWM) kemarin karena memberikan ruang yang cukup bagi perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit," jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan DPK, Bank Mandiri juga terus meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah yang diwujudkan melalui kemudahan bertransaksi lewat jaringan online dengan nilai transaksi mencapai Rp552 triliun atau tumbuh 8,8% yoy yang didorong oleh transaksi mobile banking yang mencapai Rp202 triliun. Tercatat, Mandiri Online kini telah memiliki 2,52 juta aktif user dengan pencapaian nilai transaksi secara signifikan mencapai Rp317,9 triliun atau tumbuh 123% yoy.
Ini Strategi Bisnis Bank Mandiri
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan pencapaian laba bersih Bank Mandiri dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85% secara tahunan menjadi Rp 44,5 triliun.
Selain itu, penurunan biaya CKPN sebesar 21,28% serta diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang berhasil kami tekan hingga tumbuh terkendali di single digit.
"Capaian ini didorong oleh pertumbuhan bisnis yang lebih sustain ditandai dengan pertumbuhan rata-rata Kredit bank only 12,1% YoY atau mencapai Rp 690,5 triliun pada Juni 2019," kata Hery, dalam siaran pers yang disampaikan perseroan, Rabu (17/07/2019).
Hery menambahkan penurunan NPL gross menjadi 2,59% disebabkan oleh pengendalian manajemen risiko dan perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis. Rasio NPL gross tersebut merupakan angka terendah sejak triwulan III 2015.
Pertumbuhan kredit rata-rata tercatat mencapai 12,1% YoY. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh dua segmen utama, yakni Corporate dan Retail yang berfokus pada kredit micro dan consumer.
Per Juni 2019, pembiayaan segmen Corporate secara bank only tumbuh rata-rata 21,2% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 338,4 triliun, segmen micro banking secara bank only tumbuh rata-rata 23,6% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp110,4 triliun, dan kredit consumer secara bank only tumbuh rata-rata 9,0% dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 87,3 triliun.
"Untuk mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, kami juga berupaya menjaga komposisi kredit produktif dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4% dari total portofolio kredit Bank Mandiri dengan penyaluran kredit investasi mencapai Rp242,3 triliun dan kredit modal kerja mencapai Rp319,3 triliun" jelas Hery.
Hery melanjutkan, berkontribusi dalam pendanaan pembangunan infrastruktur, hingga Juni 2019 penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai Rp 203,4 triliun per Juni 2019 lalu dengan pertumbuhan mencapai 22,6%. Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan mencapai Rp 10,54 triliun atau tumbuh 27,4% yoy.
"Selaras dengan outlook pertumbuhan Indonesia yang positif hingga akhir tahun nanti, kami sangat optimis dapat membukukan target pertumbuhan kredit di kisaran 11%-12%. Untuk itu, kami berupaya terus memperkuat pendanaan untuk menjaga kesehatan likuiditas perusahaan agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan berkualitas," tutur Hery.
Langkah penguatan pendanaan dilakukan antara lain melalui peningkatkan dana murah untuk menjaga rasio CASA tetap diatas 60%, pengendalikan pertumbuhan biaya operasional, serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.
Di tengah kondisi ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan II 2019, total Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8% yoy, atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp843,2 triliun.
Didorong oleh pertumbuhan tabungan bank only secara rata-rata 5,1% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp342,6 triliun, Giro konsolidasi tumbuh 7,2% yoy mencapai Rp200,2 triliun, dan pertumbuhan Deposito bank only secara rata-rata 15,1% yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp300,4 triliun.
Pada semester I tahun ini, Bank Mandiri juga telah menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai USD750 juta. Surat utang bertenor 5 tahun dan kupon 3,75% itu sendiri merupakan bagian dari rencana program penerbitan obligasi valas senilai USD2 miliar.
"Saat ini, permodalan dan likuiditas kami berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio CAR di level 21,01% dan rasio RIM di level 96,94%. Kami juga mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia melalui pelonggaran Giro Wajib Minimun (GWM) kemarin karena memberikan ruang yang cukup bagi perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit," jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan DPK, Bank Mandiri juga terus meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah yang diwujudkan melalui kemudahan bertransaksi lewat jaringan online dengan nilai transaksi mencapai Rp552 triliun atau tumbuh 8,8% yoy yang didorong oleh transaksi mobile banking yang mencapai Rp202 triliun. Tercatat, Mandiri Online kini telah memiliki 2,52 juta aktif user dengan pencapaian nilai transaksi secara signifikan mencapai Rp317,9 triliun atau tumbuh 123% yoy.
Ini Strategi Bisnis Bank Mandiri
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
Most Popular