
Bunga Acuan BI Mau Turun Nih! Apa Saja Saham Pilihan
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 July 2019 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar di Tanah Air sedang menanti-nanti hasil putusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait tingkat suku bunga acuan bulan Juli. Keputusan tersebut akan mempengaruhi pilihan saham para investor.
Sejatinya, dalam beberapa minggu terakhir, pasar keuangan global diselimuti hawa pelonggaran kebijakan moneter setelah Bank Sentral paling kuat di dunia, The Federal Reserves/The Fed (Bank Sentral AS), semakin jelas mengirimkan sinyal pemangkasan Federal Funds Rate (FFR) bulan depan.
Dua minggu (14 hari) jelang rapat pengambil kebijakan The Fed (FOMC), situs CME Fedwatch mencatat probabilitas penurunan suku bunga acuan AS sebesar 50 basis poin (bps) ada di level 29,7%. Sedangkan peluang pemangkasan FFR 25 bps ada di 70,3%.
Namun, pelaku pasar sudah sering kali dikecewakan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega. Pasalnya, meski sinyal perlambatan ekonomi global makin terasa, BI masih enggan mamangkas BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI Repo Rate).
Sepanjang tahun 2019, BI Repo Rate terus anteng di kisaran 6%, setelah sebelumnya di tahun 2018 mengalami kenaikan hingga enam kali tanpa pernah turun.
Akan tetapi, kali ini konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia hampir menyentuh suara bulat bahwa RDG edisi Juli akan berujung pada penurunan BI Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Jika bunga acuan turun, lalu apa dampaknya terhadap piihan saham investor. Apa saja pilihan saham yang menarik saat suku bunga acuan BI turun.
Tim Riset CNBC Indonesia mencoba menganalisa korelasi pergerakan BI Repo Rate dibandingkan dengan pergerakan indeks sektoral. Patut dicatat, hasil korelasi memiliki rentang -1 hingga +1.
Nilai positif berarti kenaikan suku bunga akan mendongkrak pergerakan saham sektor tersebut, dan demikian juga sebaliknya untuk hasil negatif.
Tabel di atas mengindikasikan bahwa indeks sektoral yang berpotensi tinggi mendapat pelumas dari penurunan BI Repo Rate adalah indeks sektor perdagangan dengan tingkat korelasi -0,94, diikuti oleh indeks sektor pertanian (-0,69) dan properti (-0,66).
Indeks sektor perdagangan diproyeksi naik karena emiten-emiten ritel diuntungkan dari konsumsi masyarakat yang meningkat. Pasalnya, suku bunga yan lebih rendah dapat memacu industri perbankan untuk menggelontorkan lebih banyak kredit, terutama kredit konsumen.
Lebih lanjut, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD) Archied Noto Pradono meyakini, dengan suku bunga acuan yang lebih rendah, permintaan atas kredit properti meningkat. Hal ini berarti anggaran belanja modal perusahaan bertambah dan akan berujung pada peningkatan aktifitas bisnis.
Di lain pihak, indeks sektor perbankan yang diyakini akan memperoleh manfaat terbesar dari pemangkasan suku bunga, justru menunjukkan hubungan positif. Artinya, saat suku bunga turun, maka indeks sektor keuangan juga melemah.
Analis Senior PT Kresna Sekuritas, Franky Rivan, menyampaikan industri keuangan butuh waktu untuk dapat menikmati manfaat pemangkasan BI Repo Rate.
"Kemampuan adjust lending rate [penyesuaian bunga pinjaman] akan terbatas melihat asset quality yang belum mendukung," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Dear BI, Pengusaha Ingin Suku Bunga Acuan Turun 50 Bps
Sejatinya, dalam beberapa minggu terakhir, pasar keuangan global diselimuti hawa pelonggaran kebijakan moneter setelah Bank Sentral paling kuat di dunia, The Federal Reserves/The Fed (Bank Sentral AS), semakin jelas mengirimkan sinyal pemangkasan Federal Funds Rate (FFR) bulan depan.
Dua minggu (14 hari) jelang rapat pengambil kebijakan The Fed (FOMC), situs CME Fedwatch mencatat probabilitas penurunan suku bunga acuan AS sebesar 50 basis poin (bps) ada di level 29,7%. Sedangkan peluang pemangkasan FFR 25 bps ada di 70,3%.
Sepanjang tahun 2019, BI Repo Rate terus anteng di kisaran 6%, setelah sebelumnya di tahun 2018 mengalami kenaikan hingga enam kali tanpa pernah turun.
Akan tetapi, kali ini konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia hampir menyentuh suara bulat bahwa RDG edisi Juli akan berujung pada penurunan BI Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Jika bunga acuan turun, lalu apa dampaknya terhadap piihan saham investor. Apa saja pilihan saham yang menarik saat suku bunga acuan BI turun.
Tim Riset CNBC Indonesia mencoba menganalisa korelasi pergerakan BI Repo Rate dibandingkan dengan pergerakan indeks sektoral. Patut dicatat, hasil korelasi memiliki rentang -1 hingga +1.
Nilai positif berarti kenaikan suku bunga akan mendongkrak pergerakan saham sektor tersebut, dan demikian juga sebaliknya untuk hasil negatif.
Tabel di atas mengindikasikan bahwa indeks sektoral yang berpotensi tinggi mendapat pelumas dari penurunan BI Repo Rate adalah indeks sektor perdagangan dengan tingkat korelasi -0,94, diikuti oleh indeks sektor pertanian (-0,69) dan properti (-0,66).
Indeks sektor perdagangan diproyeksi naik karena emiten-emiten ritel diuntungkan dari konsumsi masyarakat yang meningkat. Pasalnya, suku bunga yan lebih rendah dapat memacu industri perbankan untuk menggelontorkan lebih banyak kredit, terutama kredit konsumen.
Lebih lanjut, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD) Archied Noto Pradono meyakini, dengan suku bunga acuan yang lebih rendah, permintaan atas kredit properti meningkat. Hal ini berarti anggaran belanja modal perusahaan bertambah dan akan berujung pada peningkatan aktifitas bisnis.
Di lain pihak, indeks sektor perbankan yang diyakini akan memperoleh manfaat terbesar dari pemangkasan suku bunga, justru menunjukkan hubungan positif. Artinya, saat suku bunga turun, maka indeks sektor keuangan juga melemah.
Analis Senior PT Kresna Sekuritas, Franky Rivan, menyampaikan industri keuangan butuh waktu untuk dapat menikmati manfaat pemangkasan BI Repo Rate.
"Kemampuan adjust lending rate [penyesuaian bunga pinjaman] akan terbatas melihat asset quality yang belum mendukung," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Dear BI, Pengusaha Ingin Suku Bunga Acuan Turun 50 Bps
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular