
Menunggu Kepastian dari BI, Pasar Surat Utang RI Terkoreksi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
17 July 2019 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi pada awal perdagangan hari ini, padahal penetapan suku bunga acuan Bank Indonesia dilakukan besok.
Padahal, jika suku bunga acuan diturunkan, maka akan berdampak positif bagi harga efek surat utang pemerintah maupun korporasi yang sudah terbit di pasar.Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang justru terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 1,2 basis poin (bps) menjadi 7,11%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 17 Jul'19
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Koreksi harga tersebut mengindikasikan pelaku pasar obligasi masih belum yakin dengan potensi penurunan suku bunga 7 days reverse repo rate (7DRRR) tersebut.
Padahal, jika suku bunga acuan diturunkan, maka akan berdampak positif bagi harga efek surat utang pemerintah maupun korporasi yang sudah terbit di pasar.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 1,2 basis poin (bps) menjadi 7,11%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 17 Jul'19
Seri | Jatuh tempo | Yield 16 Jul'19 (%) | Yield 17 Jul'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 16 Jul'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.499 | 6.5 | 0.10 | 6.4699 |
FR0078 | 10 tahun | 7.104 | 7.116 | 1.20 | 7.074 |
FR0068 | 15 tahun | 7.468 | 7.462 | -0.60 | 7.4068 |
FR0079 | 20 tahun | 7.65 | 7.652 | 0.20 | 7.6305 |
Avg movement | 0.22 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular