
Masih Kurang Tenaga, Harga CPO Tak Kunjung Membaik
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
17 July 2019 11:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) balik melemah akibat tarikan dari minyak kedelai. Faktor fundamental yang masih tak kuat membuat pergerakan harga CPO mudah ditarik komoditas substitusi.
Pada perdagangan hari Rabu (17/7/2019) pukul 10:15 WIB, harga CPO kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) melemah 0,5% ke level MYR 1.971/ton (US$ 473/ton).
Penurunan harga terjadi setelah ditutup menguat 1,17% satu hari sebelumnya.
Harga minyak kedelai kontrak pengiriman Oktober di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) yang melemah 1,09% kemarin sukses membuat CPO berada dalam tekanan.
Pasalnya, pergerakan harga minyak kedelai dan minyak sawit seringkali memberikan pengaruh yang searah. Hal tersebut terjadi karena keduanya merupakan produk substitusi yang saling bersaing memperebutkan bagian di pasar minyak nabati global.
Selain itu faktor fundamental (pasokan-permintaan) di pasar minyak sawit sebenarnya juga tidak bagus.
Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengumumkan penurunan stok minyak sawit Negeri Jiran pada bulan Juni hanya sebesar 0,97% secara bulanan (month-on-month/MoM).
Sebelumnya konsensus analis yang dihimpun Reuters memperkirakan penurunan stok bisa sebesar 4% MoM.
Stok merupakan salah satu indikator penting untuk menakar keseimbangan pasokan-permintaan. Kala jumlahnya masih terlampau tinggi, harga CPO masih akan terus terbebani. Sebagai informasi, posisi stok minyak sawit Malaysia di bulan Juni mencapai 2,42 juta ton, atau 10% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Pelemahan permintaan minyak sawit terus terjadi setelah Uni Eropa secara resmi telah membatasi penggunaan sebagai bahan baku campuran biodiesel.
Uni Eropa akan terus mengurangi penggunaan minyak sawit pada biodiesel secara bertahap mulai 2020 hingga habis sama sekali pada tahun 2030.
Meskipun baru akan ditegakkan tahun depan, namun aturan tersebut membuat para pelaku industri, terutama importir, sudah mulai mencari alternatif seperti minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Inventori Masih Penuh, Harga CPO Terendah Dalam 1 Minggu
Pada perdagangan hari Rabu (17/7/2019) pukul 10:15 WIB, harga CPO kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) melemah 0,5% ke level MYR 1.971/ton (US$ 473/ton).
Penurunan harga terjadi setelah ditutup menguat 1,17% satu hari sebelumnya.
Pasalnya, pergerakan harga minyak kedelai dan minyak sawit seringkali memberikan pengaruh yang searah. Hal tersebut terjadi karena keduanya merupakan produk substitusi yang saling bersaing memperebutkan bagian di pasar minyak nabati global.
Selain itu faktor fundamental (pasokan-permintaan) di pasar minyak sawit sebenarnya juga tidak bagus.
Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengumumkan penurunan stok minyak sawit Negeri Jiran pada bulan Juni hanya sebesar 0,97% secara bulanan (month-on-month/MoM).
Sebelumnya konsensus analis yang dihimpun Reuters memperkirakan penurunan stok bisa sebesar 4% MoM.
Stok merupakan salah satu indikator penting untuk menakar keseimbangan pasokan-permintaan. Kala jumlahnya masih terlampau tinggi, harga CPO masih akan terus terbebani. Sebagai informasi, posisi stok minyak sawit Malaysia di bulan Juni mencapai 2,42 juta ton, atau 10% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Pelemahan permintaan minyak sawit terus terjadi setelah Uni Eropa secara resmi telah membatasi penggunaan sebagai bahan baku campuran biodiesel.
Uni Eropa akan terus mengurangi penggunaan minyak sawit pada biodiesel secara bertahap mulai 2020 hingga habis sama sekali pada tahun 2030.
Meskipun baru akan ditegakkan tahun depan, namun aturan tersebut membuat para pelaku industri, terutama importir, sudah mulai mencari alternatif seperti minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Inventori Masih Penuh, Harga CPO Terendah Dalam 1 Minggu
Most Popular