Joss! Neraca Dagang Surplus, IHSG Awali Pekan dengan Manis

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 July 2019 16:29
Neraca Dagang Surplus, Rupiah Melejit, Investor Asing Bukukan Beli Bersih
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, kabar gembira bagi pasar saham tanah air datang dari rilis data perdagangan internasional.

Sekitar sejam menjelang perdagangan sesi satu berakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Juni 2019 mengalami penurunan sebesar 8,98% secara tahunan (year-on-year/YoY), sedikit lebih dalam ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor terkoreksi sebesar 8,3% YoY. Sementara itu, impor tercatat tumbuh 2,8% YoY, jauh lebih baik ketimbang konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 5,26% YoY.

Dengan begitu, surplus neraca dagang pada bulan Juni tercatat senilai US$ 196 juta. Walaupun neraca dagang berhasil mencetak surplus selama dua bulan beruntun, namun surplus pada bulan Juni berada di bawah ekspektasi yang senilai US$ 516 juta.

Walaupun surplus tercatat lebih rendah dari ekspektasi, pelaku pasar tampak menyusukuri surplus yang bisa dibukukan. Pasalnya dengan surplus yang ada, membuncah harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan menjadi bisa ditekan.

Seiring dengan mebuncahnya optimisme bahwa CAD akan menjadi bisa ditekan, rupiah mencetak apresiasi sebesar 0,6% di pasar spot ke level Rp 13.915/dolar AS. Apresiasi rupiah pada akhirnya membuat minat pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di pasar saham tanah air tetap terjaga.

Jika berbicara mengenai rupiah, pos transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi finansial (yang merupakan koponen pembentuk NPI lainnya) yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Aksi beli di pasar saham tanah air pada hari ini banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga akhir sesi dua, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 312,6 miliar di pasar reguler. Ketika rupiah menguat, investor asing akan terhindar dari yang namanya kerugian kurs sehingga aksi beli menjadi opsi yang sangat mungkin diambil oleh mereka.

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 131,3 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 96,7 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 88,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 48,5 miliar), dan PT Media Nusantara Citra Tbk/MNCN (Rp 39 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular