
Top! Neraca Dagang Surplus Lagi, Laju IHSG Tak Terbendung
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 April 2019 11:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperlebar penguatan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan neraca dagang Indonesia. Secara mengejutkan neraca perdagangan Maret tercatat surplus.
Beberapa saat yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor jatuh sebesar 10,01% YoY pada bulan lalu, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor terkontraksi hingga 10,75%. Sementara itu, impor jatuh sebesar 6,76% YoY, lebih dalam dari konsensus yakni kontraksi sebesar 4,15%.
Alhasil, neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 540 juta, lebih baik ketimbang konsensus yang memproyeksikan defisit senilai US$ 217 juta.
Dengan surplus pada bulan Maret, tercatat neraca dagang Indonesia sudah membukukan surplus selama 2 bulan beruntun. Pada bulan Februari, surplus neraca dagang adalah senilai US$ 330 juta.
Sebelum data perdagangan internasional Indonesia diumumkan, IHSG tercatat menguat 0,34% ke level 6.427,85. Kini, penguatan IHSG bertambah tinggi menjadi 0,43% ke level 6.433,22.
Neraca dagang yang kembali membukukan surplus, memupuk ada harapan bahwa permasalahan bengkak-nya defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan bisa diatasi.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Kala CAD membaik, tentu rupiah menjadi memiliki energi untuk menguat melawan dolar AS.
Dari sekarang pun, investor sudah melakukan price-in atas potensi membaiknya CAD. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,18% di pasar spot ke level Rp 14.054/dolar AS. Penguatan rupiah pada akhirnya membuat investor kian gencar dalam memburu saham-saham di tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
Beberapa saat yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor jatuh sebesar 10,01% YoY pada bulan lalu, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor terkontraksi hingga 10,75%. Sementara itu, impor jatuh sebesar 6,76% YoY, lebih dalam dari konsensus yakni kontraksi sebesar 4,15%.
Alhasil, neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 540 juta, lebih baik ketimbang konsensus yang memproyeksikan defisit senilai US$ 217 juta.
Dengan surplus pada bulan Maret, tercatat neraca dagang Indonesia sudah membukukan surplus selama 2 bulan beruntun. Pada bulan Februari, surplus neraca dagang adalah senilai US$ 330 juta.
Neraca dagang yang kembali membukukan surplus, memupuk ada harapan bahwa permasalahan bengkak-nya defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan bisa diatasi.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Kala CAD membaik, tentu rupiah menjadi memiliki energi untuk menguat melawan dolar AS.
Dari sekarang pun, investor sudah melakukan price-in atas potensi membaiknya CAD. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,18% di pasar spot ke level Rp 14.054/dolar AS. Penguatan rupiah pada akhirnya membuat investor kian gencar dalam memburu saham-saham di tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular