
'Kopi Darat' Jokowi-Prabowo Kuatkan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 July 2019 08:36

Faktor domestik sepertinya memegang peranan penting dalam penguatan rupiah. Pertama, ada ekspektasi terhadap positifnya data perdagangan internasional yang dirilis hari ini.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% YoY. Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan diramal surplus US$ 516 juta.
Sedangkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekspor turun 8,7% YoY dan impor terkontraksi 5%. Neraca perdagangan diproyeksikan surplus US$ 690 juta.
Potensi surplus neraca perdagangan selama dua bulan beruntun menjadi sentimen positif bagi rupiah dan aset-aset berbasis mata uang ini. Artinya ketersediaan valas dari sektor perdagangan semakin membaik.
Kedua, akhir pekan lalu presiden terpilih periode 2019-2014 Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan mantan rivalnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) Prabowo Subianto. Ini adalah pertemuan perdana mereka selepas pesta demokrasi.
Adem. Suasana yang selama kurang lebih setahun panas kini sudah dingin. Kompetisi politik sudah selesai, dan energi bangsa Indonesia bisa dicurahkan untuk pembangunan.
Sebelumnya, ketidakpastian dan suhu panas politik menjadi batu sandungan bagi pelaku pasar. Investor belum berani menanamkan modalnya secara agresif di Indonesia, karena faktor tersebut.
Namun kini ketidakpastian itu sirna. Investor tidak perlu lagi khawatir dengan tensi politik yang meninggi.
Ketiga, investor sudah memperoleh kejelasan mengenai arah pembangunan selama lima tahun ke depan. Tadi malam, Jokowi memaparkan Visi Indonesia yang berisi lima fokus pembangunan yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Lagi-lagi satu ketidakpastian gugur. Investor kini sudah mendapat gambaran seperti apa arah kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode keduanya. Tidak terlampau jauh dibandingkan yang pertama, hanya ada penguatan di sana-sini.
Berbagai faktor tersebut membuat rupiah pede menghadapi pekan yang yang baru. Semoga tidak hambatan dan rupiah bisa terus menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% YoY. Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan diramal surplus US$ 516 juta.
Sedangkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekspor turun 8,7% YoY dan impor terkontraksi 5%. Neraca perdagangan diproyeksikan surplus US$ 690 juta.
Potensi surplus neraca perdagangan selama dua bulan beruntun menjadi sentimen positif bagi rupiah dan aset-aset berbasis mata uang ini. Artinya ketersediaan valas dari sektor perdagangan semakin membaik.
Kedua, akhir pekan lalu presiden terpilih periode 2019-2014 Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan mantan rivalnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) Prabowo Subianto. Ini adalah pertemuan perdana mereka selepas pesta demokrasi.
Adem. Suasana yang selama kurang lebih setahun panas kini sudah dingin. Kompetisi politik sudah selesai, dan energi bangsa Indonesia bisa dicurahkan untuk pembangunan.
Sebelumnya, ketidakpastian dan suhu panas politik menjadi batu sandungan bagi pelaku pasar. Investor belum berani menanamkan modalnya secara agresif di Indonesia, karena faktor tersebut.
Namun kini ketidakpastian itu sirna. Investor tidak perlu lagi khawatir dengan tensi politik yang meninggi.
Ketiga, investor sudah memperoleh kejelasan mengenai arah pembangunan selama lima tahun ke depan. Tadi malam, Jokowi memaparkan Visi Indonesia yang berisi lima fokus pembangunan yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Lagi-lagi satu ketidakpastian gugur. Investor kini sudah mendapat gambaran seperti apa arah kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode keduanya. Tidak terlampau jauh dibandingkan yang pertama, hanya ada penguatan di sana-sini.
Berbagai faktor tersebut membuat rupiah pede menghadapi pekan yang yang baru. Semoga tidak hambatan dan rupiah bisa terus menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular