
Kembangkan Usaha Syariah, Bukopin Cari Mitra ke Luar Negeri
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
12 July 2019 12:23

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) melanjutkan pencarian mitra dari luar negeri untuk mengembangkan anak usaha Bank Syariah Bukopin (BSB). Hal ini dilakukan setelah pembicaraan dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tidak mencapai kesepakatan.
Calon mitra yang telah melakukan penjajakan dengan Bukopin antara lain berasal dari Bahrain dan Malaysia. "Kita sedang mencari partner yang ahli di bidang syariah untuk mengembangkan Bukopin Syariah. Kita kan [Bukopin] bank konvensional, bagaimana supaya Bank Bukopin bisa kompetitif kita mau cari partner," ujar Direktur Utama Bukopin Eko Rachmansyah Gindo kepada CNBC, Jumat (12/7/2019).
Eko menambahkan Bank Bukopin terbuka untuk segala kemungkinan. Bahkan, bila partner yang dipilih menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Bukopin Syariah, hal itu sah-sah saja.
"Bahkan kalau misalnya partnernya ingin jadi mayoritas kita okay kok karena dia kan ahli di bidangnya," ujarnya.
Eko tidak menyebut nama partner yang telah melakukan pembicaraan dengan Bank Bukopin. Beberapa bulan lalu, calon partner dari Malaysia datang, kemudian dari Bahrain. Namun, belum ada kesepakatan apapun yang dibuat, baru pembicaraan informal.
"Belum [penandatanganan] MoU (nota kesepahaman). Belum sampai di tahap due dilligence. Kita terbuka saja. Namanya berpartner perlu kecocokan dan perlu tahu seberapa serius," katanya.
Saat ini, secara fungsi Bank Bukopin sebagai bank konvensional sejatinya sama dengan Bank Syariah, yakni sama-sama intermediari. Fungsinya membantu nasabah yang membutuhkan dana agar usahanya bisa lebih besar atau tujuannya tercapai.
Di sisi lain, prinsip dasar bank konvensional ialah pinjam meminjam. Sementara, bisnis syariah jual-beli di mana karakteristiknya berbeda dengan bank konvensional.
"Dan ini punya karakteristik yang berbeda. Supaya kompetitif dengan market syariah kita butuh yang sudah ahli. Untuk membesarkan satu usaha perlu orang yang ahli di bidang itu," tuturnya.
(dob/dob) Next Article Q3-2021, KB Bukopin Catat Rugi Rp 361 Miliar
Calon mitra yang telah melakukan penjajakan dengan Bukopin antara lain berasal dari Bahrain dan Malaysia. "Kita sedang mencari partner yang ahli di bidang syariah untuk mengembangkan Bukopin Syariah. Kita kan [Bukopin] bank konvensional, bagaimana supaya Bank Bukopin bisa kompetitif kita mau cari partner," ujar Direktur Utama Bukopin Eko Rachmansyah Gindo kepada CNBC, Jumat (12/7/2019).
Eko menambahkan Bank Bukopin terbuka untuk segala kemungkinan. Bahkan, bila partner yang dipilih menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Bukopin Syariah, hal itu sah-sah saja.
Eko tidak menyebut nama partner yang telah melakukan pembicaraan dengan Bank Bukopin. Beberapa bulan lalu, calon partner dari Malaysia datang, kemudian dari Bahrain. Namun, belum ada kesepakatan apapun yang dibuat, baru pembicaraan informal.
"Belum [penandatanganan] MoU (nota kesepahaman). Belum sampai di tahap due dilligence. Kita terbuka saja. Namanya berpartner perlu kecocokan dan perlu tahu seberapa serius," katanya.
Saat ini, secara fungsi Bank Bukopin sebagai bank konvensional sejatinya sama dengan Bank Syariah, yakni sama-sama intermediari. Fungsinya membantu nasabah yang membutuhkan dana agar usahanya bisa lebih besar atau tujuannya tercapai.
Di sisi lain, prinsip dasar bank konvensional ialah pinjam meminjam. Sementara, bisnis syariah jual-beli di mana karakteristiknya berbeda dengan bank konvensional.
"Dan ini punya karakteristik yang berbeda. Supaya kompetitif dengan market syariah kita butuh yang sudah ahli. Untuk membesarkan satu usaha perlu orang yang ahli di bidang itu," tuturnya.
(dob/dob) Next Article Q3-2021, KB Bukopin Catat Rugi Rp 361 Miliar
Most Popular