
Investor Asing Masih Bersemangat, IHSG Kokoh di Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 July 2019 12:49

Aksi beli yang dilakukan investor asing ikut berkontribusi dalam membuat IHSG melaju di zona hijau. Hingga tengah hari, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 226,4 miliar di pasar reguler. Pada perdagangan kemarin, investor asing juga membukukan beli bersih, yakni senilai Rp 735,7 miliar.
Saham-saham yang banyak diburu investor asing di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 120,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 63,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 50,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 40,3 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 11,8 miliar).
Sejatinya, kinerja rupiah masih tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Kemarin, rupiah melemah 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.125/dolar AS. Pada hari ini, rupiah kembali melemah yakni sebesar 0,07% ke level 14.135/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan membukukan depresiasi selama tiga hari beruntun.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang paling mungkin diambil.
Optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat investor asing tetap menyasar saham-saham di Indonesia. Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut berhasil meneken kesepakatan dagang, laju perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia, diharapkan bisa dikerek naik.
Apalagi, AS dan China merupakan mitra dagang penting Indonesia. Dalam perioe Januari-Mei 2019, Indonesia diketahui mengekspor produk non-migas senilai US$ 7,25 miliar ke AS, sementara ekspor ke China dalam periode yang sama mencapai US$ 9,55 miliar.
Melihat perkembangan yang ada sejauh ini, IHSG berada dalam jalur yang tepat untuk membukukan apresiasi selama dua hari beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Saham-saham yang banyak diburu investor asing di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 120,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 63,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 50,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 40,3 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 11,8 miliar).
Sejatinya, kinerja rupiah masih tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Kemarin, rupiah melemah 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.125/dolar AS. Pada hari ini, rupiah kembali melemah yakni sebesar 0,07% ke level 14.135/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan membukukan depresiasi selama tiga hari beruntun.
Optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat investor asing tetap menyasar saham-saham di Indonesia. Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut berhasil meneken kesepakatan dagang, laju perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia, diharapkan bisa dikerek naik.
Apalagi, AS dan China merupakan mitra dagang penting Indonesia. Dalam perioe Januari-Mei 2019, Indonesia diketahui mengekspor produk non-migas senilai US$ 7,25 miliar ke AS, sementara ekspor ke China dalam periode yang sama mencapai US$ 9,55 miliar.
Melihat perkembangan yang ada sejauh ini, IHSG berada dalam jalur yang tepat untuk membukukan apresiasi selama dua hari beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular