Investor Was-Was, Harga Emas Dunia Turun

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 July 2019 11:12
Harga emas dunia kembali terkoreksi seiring dengan adanya kabar positif terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China
Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali terkoreksi seiring dengan adanya kabar positif terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Namun investor masih was-was menantikan keputusan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed akhir bulan Juli.

Pada perdagangan hari Rabu (10/7/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,37% ke level US$ 1.395,3/troy ounce.

Sementara harga emas di pasar spot terkoreksi 0,35% menjadi US$ 1.392,9/troy ounce.

Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.392 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 44,76 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.135/US$ hari ini, maka harga emas saat ini setara dengan Rp 636.682/gram.



Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan bahwa tim negosiator AS dan China telah melakukan dialog yang 'konstruktif' melalui sambungan telepon hari Selasa (9/7/2019).

Dialog Dagang AS-China Sudah Dimulai, Apa Kabar Harga Emas?Foto: Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Menteri Perdagangan Wilbur Ross, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro berpose untuk foto dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, wakil menteri China dan pejabat senior sebelum dimulainya Pembicaraan perdagangan AS-Cina di Gedung Putih di Washington, AS, 21 Februari 2019. (REUTERS / Joshua Roberts)

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Dagang, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan, Steven Mnuchin dikabarkan telah berdialog dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu He dan Menteri Perdagangan China Zhong Shan dalam upaya menyelesaikan sengketa dagang kedua negara, berdasarkan keterangan tertulis pejabat pemerintahan AS, dikutip dari Reuters.


Kementerian Perdagangan China juga telah memberi pernyataan bahwa kedua belah pihak telah 'bertukar pandangan' terkait kesepakatan dagang. Namun keterangan tersebut tidak dielaborasi lebih lanjut.

Setidaknya kabar tersebut bisa membuat pelaku pasar dapat melupakan sejenak risiko dari eskalasi perang dagang lebih lanjut. Kedua negara terlihat serius mengusahakan damai dagang yang hakiki.

Gairah investasi pada aset-aset berisiko pun naik lagi dan membuat emas agak ditinggalkan. Emas memang seringkali diborong kala kondisi perekonomian sedang tak pasti.


Alih-alih investasi, emas banyak digunakan sebagai instrumen pelindung nilai (hedging).

Namun, harapan penurunan suku bunga acuan The Fed masih tetap memberi fondasi pada harga emas, sehingga nilainya tidak terkoreksi terlalu dalam.

Sebagai informasi, pada akhir Juli nanti komite pengambil kebijakan (FOMC) The Fed akan kembali melakukan rapat bulanan. Dalam rapat tersebut akan diputuskan kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed, salah satunya adalah suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR).

Dialog Dagang AS-China Sudah Dimulai, Apa Kabar Harga Emas?Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell

Namun sebelum itu Gubernur The Fed, Jerome Powell, akan berpidato di hadapan kongres pada hari Rabu (10/7/2019) dan Kamis (11/7/2019) waktu setempat. Pidato tersebut dapat menjadi acuan pelaku pasar untuk memprediksi kebijakan moneter The Fed ke depan.

Mengutip CME Fedwatch hari Rabu (10/7/2019), probabilitas FFR turun sebesar 25 basis poin di rapat FOMC bulan Juli mencapai 98,2%. Naik dari posisi satu hari sebelumnya sebesar 93,6%.

Penurunan suku bunga seringkali menjadi 'obat kuat' bagi komoditas emas. Pasalnya tanpa suku bunga yang memadai, dolar AS berisiko terkoreksi akibat tekanan mata uang lain.

Harga emas, yang ditransaksikan dalam dolar AS, jadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Siapa yang bisa menolak harga murah?

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/tas) Next Article Harga Emas Terus Mendaki Di Tengah Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular