
Harga SUN Terkoreksi Jelang Lelang Rutin Selasa Besok
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
08 July 2019 21:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga surat utang negara (SUN) Indonesia dalam denominasi rupiah ditutup terkoreksi, di tengah turunnya ekspektasi pasar global terhadap potensi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Redanya ekspektasi disebabkan oleh data tenaga kerja AS yang di atas ekspektasi dan sukses mengecewakan pasar yang keburu memprediksi suku bunga akan turun. Penurunan harga juga berbarengan dengan periode menjelang lelang rutin besok, dan dapat menjadi perhentian bagi reli harga SUN beruntun yang terjadi sejak akhir Mei.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 4 basis poin (bps) menjadi 7,62%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,15 poin (0,06%) menjadi 258,14 dari posisi kemarin 259,29.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 520 bps, melebar dari posisi kemarin 517 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 2,03% dari posisi kemarin 2,04%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 991,06 triliun SBN, atau 38,9% dari total beredar Rp 2.547 triliun berdasarkan data per 4 Juli.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 97,81 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya 0,34% dan 0,18%.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Redanya ekspektasi disebabkan oleh data tenaga kerja AS yang di atas ekspektasi dan sukses mengecewakan pasar yang keburu memprediksi suku bunga akan turun. Penurunan harga juga berbarengan dengan periode menjelang lelang rutin besok, dan dapat menjadi perhentian bagi reli harga SUN beruntun yang terjadi sejak akhir Mei.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 4 basis poin (bps) menjadi 7,62%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 8 Jul'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 5 Jul'19 (%) | Yield 8 Jul'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 8 Jul'19 |
FR0077 | 5 tahun | 6.773 | 6.787 | 1.40 | 6.7612 |
FR0078 | 10 tahun | 7.216 | 7.248 | 3.20 | 7.2074 |
FR0068 | 15 tahun | 7.584 | 7.624 | 4.00 | 7.5532 |
FR0079 | 20 tahun | 7.75 | 7.747 | -0.30 | 7.7145 |
Avg movement | 2.07 |
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,15 poin (0,06%) menjadi 258,14 dari posisi kemarin 259,29.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 520 bps, melebar dari posisi kemarin 517 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 2,03% dari posisi kemarin 2,04%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 991,06 triliun SBN, atau 38,9% dari total beredar Rp 2.547 triliun berdasarkan data per 4 Juli.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 97,81 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya 0,34% dan 0,18%.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 5 Jul'19 (%) | Yield 8 Jul'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 7.3 | 7.4 | 10.00 |
China | 3.188 | 3.195 | 0.70 |
Jerman | -0.36 | -0.374 | -1.40 |
Perancis | -0.083 | -0.09 | -0.70 |
Inggris | 0.738 | 0.707 | -3.10 |
India | 6.694 | 6.566 | -12.80 |
Jepang | -0.163 | -0.147 | 1.60 |
Malaysia | 3.623 | 3.631 | 0.80 |
Filipina | 5.015 | 5.06 | 4.50 |
Rusia | 7.36 | 7.38 | 2.00 |
Singapura | 1.903 | 1.936 | 3.30 |
Thailand | 2.01 | 2 | -1.00 |
Amerika Serikat | 2.044 | 2.039 | -0.50 |
Afrika Selatan | 8.075 | 8.13 | 5.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular