Data Tenaga Kerja AS Bagus, Wall Street Malah Terpeleset

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 July 2019 06:14
Setelah berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (5/7/2019) waktu setempat.
Foto: Bursa Tokyo (AP Photo/Richard Drew)
New York, CNBC Indonesia - Setelah berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (5/7/2019) waktu setempat.

Hal ini dipicu setelah rilis data pekerjaan yang lebih kuat mengurangi harapan untuk kebijakan moneter Federal Reserve/Bank Sentral AS yang lebih longgar.

Dow Jones Industrial Average terkoreksi 43,88 poin menjadi 26.922,12, menghentikan kenaikan beruntun empat hari. S&P 500 tergelincir 0,2% menjadi 2.990,41 dan mengakhiri kenaikan beruntun lima hari. Nasdaq Composite turun untuk pertama kalinya dalam tujuh sesi, tergelincir 0,1% menjadi 8.161,79. Di awal sesi, Dow Jones turun sebanyak 232,67 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun hampir 1%.

Meskipun mengalami penurunan pada perdagangan Jumat, indeks utama membukukan kenaikan mingguan yang kuat. Dow Jones dan S&P 500 naik lebih dari 1% di minggu ini, sementara Nasdaq naik hampir 2%.

Dikutip dari CNBC International, Gregory Faranello, Kepala Analis Suku Bunga AS di Amerivet Securities mengatakan, jumlah lapangan pekerjaan solid. "Tema sebenarnya sekarang akan bergeser sangat cepat ke apa arti angka tersebut dalam konteks apa yang kami hargai untuk The Fed pada Juli," ujarnya.

Ekonomi AS menambahkan 224.000 lapangan pekerjaan pada Juni. Berdasarkan data Dow Jones, ekonom telah memperkirakan AS menambahkan 165.000 pekerjaan pada Juni, setelah 75.000 pekerjaan tercipta pada Mei.

Kepala strategi FX di Exchange Bank of Canada Erik Bregar tidak berpikir, data pekerjaan yang kuat cukup untuk menjaga The Fed dari penurunan suku bunga. "Jika Anda melihat pasar obligasi di seluruh dunia, mereka khawatir tentang sesuatu," katanya. "Saya tidak berpikir bank sentral berani melawan pasar obligasi."

Investor bertaruh besar pada penurunan suku bunga acuan AS pada akhir bulan ini. Alat ukur dari CME Group FedWatch menunjukkan ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada Juli berada pada 100%. Bulan lalu, The Fed mengatakan akan bertindak sebaik mungkin untuk menjaga ekspansi ekonomi AS saat ini, yang merupakan yang terpanjang dalam sejarah.

Setelah data dirilis, peluang itu turun menjadi sekitar 94%.

"Kami melihat banyak repricing dari pasar," kata Lindsay Bernum, investor di Smith Capital Partners. "Saya tidak berpikir mereka harus melakukan pemotongan suku bunga 25 basis poin berdasarkan laporan ini, tetapi kita masih perlu melihat data untuk sisa bulan ini."

Dalam berita perusahaan, Samsung memprediksikan pendapatan perusahaan di kuartal keduanya kemungkinan turun 56% secara year on year, karena lemahnya permintaan untuk chip memori. Hal ini menekan saham semikonduktor seperti Broadcom, yang turun 0,8%, begitu pun saham Micron Technology yang juga terkoreksi 0,4%.


(roy/roy) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular