
Duh, Harga Acuan Batu Bara Juli Merosot Jadi US$ 71,92/ton
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 July 2019 16:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Acuan Batu Bara (HBA) terus melanjutkan tren penurunan. HBA Juli ditetapkan US$ 71,92/ton, terkoreksi 11,7% dibandingkan bulan lalu yang sebesar US$ 81,48/ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, kebijakan pemerintah Tiongkok dan India menjadi salah satu faktor melemahnya harga pada Juli ini.
Agung menuturkan, penetapan HBA merujuk pada index pasar internasional. Ada 4 index yang dipakai Kementerian ESDM yakni Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59. Adapun bobot masing-masing index sebesar 25% dalam formula HBA, artinya pergerakan harga batu bara dipengaruhi oleh pasar internasional.
Dia mengungkapkan harga mengalami tekanan lantaran Tiongkok mengurangi impor seiring dengan peningkatan produksi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri. Selain itu ketersediaan batu bara berlimpah seiring langkah Rusia menjual batu bara ke pasar Asia.
"India pun membatasi impor karena ada beberapa pabrik keramik yang ditutup sementara karena masalah lingkungan," tuturnya di Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Merosotnya harga batu bara sudah dimulai sejak September 2018 kemarin. Kala itu HBA berada di posisi US$ 104,81/ton. Kemudian terkoreksi di bulan berikutnya jadi US$ 100,89/ton dan berlanjut di November sebesar US$ 97,90/ton. Di penutupan 2018 pun harga masih melemah di level US$ 92,51/ton.
Sementara di awal 2019 tren penurunan harga masih terjadi lantaran HBA berada di posisi US$ 92,41/ton. Kebijakan pemerintah Tiongkok yang membatasi kuota impor menjadi faktor utama melemahnya harga tersebut.
(gus) Next Article Minim Sentimen, Harga Batu Bara Stagnan
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, kebijakan pemerintah Tiongkok dan India menjadi salah satu faktor melemahnya harga pada Juli ini.
Dia mengungkapkan harga mengalami tekanan lantaran Tiongkok mengurangi impor seiring dengan peningkatan produksi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri. Selain itu ketersediaan batu bara berlimpah seiring langkah Rusia menjual batu bara ke pasar Asia.
"India pun membatasi impor karena ada beberapa pabrik keramik yang ditutup sementara karena masalah lingkungan," tuturnya di Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Merosotnya harga batu bara sudah dimulai sejak September 2018 kemarin. Kala itu HBA berada di posisi US$ 104,81/ton. Kemudian terkoreksi di bulan berikutnya jadi US$ 100,89/ton dan berlanjut di November sebesar US$ 97,90/ton. Di penutupan 2018 pun harga masih melemah di level US$ 92,51/ton.
Sementara di awal 2019 tren penurunan harga masih terjadi lantaran HBA berada di posisi US$ 92,41/ton. Kebijakan pemerintah Tiongkok yang membatasi kuota impor menjadi faktor utama melemahnya harga tersebut.
(gus) Next Article Minim Sentimen, Harga Batu Bara Stagnan
Most Popular