Ulasan Semester I-2019

Ekonomi Semester I Kurang Nendang, 6 Sektor Berdarah-darah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
02 July 2019 18:33
Sektoral yang membukukan penguatan paling besar adalah sektor infrastruktur (JKINFA) yang tercatat naik 14,12%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang semester pertama 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu menguat 2,65%. Capaian tersebut kalah dengan imbal hasil yang berhasil dicatatkan oleh bursa saham utama kawasan Asia lainnya.

Hingga Juni 2019, indeks Shanghai tercatat menguat 19,45%, disusul oleh indeks SET (Thailand) yang naik 10,64% dan indeks Hang Seng yang naik 10,43%.



Dari grafik di atas, terlihat bahwa sejatinya IHSG sempat menguat cukup tajam di kuartal pertama, namun kemudian terjun bebas pada pertengahan Mei yang merupakan periode pemilihan umum (pemilu) presiden.

Situasi politik dalam negeri yang cukup memanas hingga dipenuhi oleh aksi demonstrasi membuat pelaku pasar undur diri dari pasar keuangan Indonesia.

Di lain pihak, meskipun IHSG hanya tumbuh terbatas, sepuluh indeks sektoral yang mendorong kinerja bursa saham utama Tanah Air bergerak bervariatif.

Jokowi Effect Dorong Indeks Infrastruktur Jawara Semester IFoto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas


Tabel di atas menunjukkan bahwa indeks sektoral yang membukukan penguatan paling besar adalah sektor infrastruktur (JKINFA) yang tercatat naik 14,12%, disusul oleh sektor keuangan (11,09%), sektor konstruksi (8,93%), dan sektor perdagangan (2,68%).

Penguatan indeks sektor infrastruktur besar kemungkinan disokong oleh ekspektasi pasar bahwa pemerintah Indonesia masih akan fokus untuk melanjutkan proyek pembangunan.

Kinerja IHSG Semester I Terburuk Kedua di Asia
[Gambas:Video CNBC]

Terlebih lagi, fakta bahwa presiden Joko Widodo terpilih kembali menambah kepastian bahwa lima tahun ke depan sektor infrastruktur akan berkembang pesat.

Lebih lanjut, indeks sektoral yang membukukan koreksi terdalam adalah indeks sektor pertanian yang mayoritas disokong oleh perusahaan yang bergerak di industri minyak kelapa sawit. Rendahnya harga komoditas minyak kelapa sawit sepanjang semester I-2019, menjadi pemicu rapor merah tersebut.

Hingga kuartal I-2019, ekonomi Indonesia tercatat hanya mampu tumbuh 5,07%. Torehan tersebut jelas kurang memuaskan karena masih di bawah target pemerintah sebesar 5,3%.

Berikut adalah pergerakan harga saham emiten yang mencatatkan imbal hasil terburuk dan terbaik untuk masing masing kategori indeks sektoral.
Ekonomi Semester I Kurang Nendang, 6 Sektor Berdarah-darahFoto: Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/hps) Next Article IHSG Cenderung Landai Sejak Awal Tahun, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular