ABM Investama Raih Kontrak Baru Tembus Rp 4,75 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 July 2019 18:47
PT ABM Investama Tbk (ABMM) memperoleh kontrak baru senilai US$ 337 juta.
Foto: doc.ABM Investama
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan Grup Tiara Marga Trakindo, PT ABM Investama Tbk (ABMMmemperoleh kontrak baru senilai US$ 337 juta atau setara dengan Rp 4,75 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$).

Kontrak ini diperoleh melalui anak usahanya yang bergerak di jasa tambang PT Cipta Kridatama (CK) dari PT Multi Harapan Utama (MHU) yang memiliki tambang di Kalimantan Timur.

Direktur Utama CK Feriwan Sinatra mengatakan perseroan akan membantu kegiatan usaha pertambangan MHU dalam bentuk penyewaan alat berat serta pemindahan material penutup (overburden removal) yang ditargetkan mencapai 36 juta Bcm (Bank Cubic Metre) tiap tahun dengan jangka waktu kerja sama maksimum selama 5 tahun.


"Total target volume pengupasan lapisan tanah penutup di kawasan penambangan tersebut diharapkan tercapai 180 juta Bcm," kata Feriwan dalam siaran persnya, Senin (1/7/2019).

Hingga akhir kuartal I-2019, ABM Investama masih mencatakan kerugian US$ 144,90 juta atau setara dengan Rp 2,05 triliun.

Jumlah ini turun 21% secara year on year (YoY) dari kuartal I-2018 sebesar US$ 184,56 juta. Penurunan kinerja ini terjadi di tengah melemahnya harga batu bara global.

Pendapatan terbesar diperoleh dari bisnis kontraktor tambang dan tambang batu bara yang mencapai US$ 100,11 juta, juga turun dari sebelumnya US$ 133,38 juta.

Lini bisniis jasa logistik dan sewa kapal kontribusinya naik menjadi US$ 26,53 juta, sedangkan dari divisi site service dan repabrikasi naik menjadi US$ 10,71 juta.

Pada periode tersebut perusahaan tak lagi mendapat pendapatan dari jasa sewa mesin pembangkit tenaga listrik yang sempat diperoleh pada periode yang sama tahun lalu yakni US$ 13,41 juta.

Namun penurunan pendapatan terutama di bisnis tambang batu bara membuat perseroan akhirnya mencetak rugi bersih US$ 199.756 atau sekitar Rp 2,84 miliar dari sebelumnya yang masih untung US$ 6,91 juta.

Perseroan masih bisa mencatatkan laba usaha sebesar US$ 11,74 juta, meski turun dari sebelumnya US$ 25,45 juta.

Tahun lalu, ABMM mencetak laba bersih yang cukup fantastis sebesar US$ 65,49 juta atau setara dengan Rp 930 miliar atau meroket 1.075% dari perolehan di tahun sebelumnya US$ 5,57 juta. Dengan demikian, besaran dividen tersebut sekitar 11% dari laba bersih 2018.

(tas/tas) Next Article ABM Investama Catat Laba US$ 65,49 Juta, Lompat 1.075%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular