
Bank Dunia Pangkas Proyeksi PDB RI, IHSG Tetap Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 July 2019 18:03

Dari dalam negeri, sentimen positif bagi bursa saham tanah air datang dari rilis angka inflasi. Sekitar sejam menjelang akhir perdagangan sesi satu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Juni 2019.
Hasilnya, inflasi secara bulanan diumumkan di level 0,55%, di atas konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang sebesar 0,46% dan inflasi tahunan berada di level 3,28%. Kemudian, inflasi inti tercatat sebesar 3,25% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 3,12%.
Inflasi inti yang berada di atas ekspektasi mengindikasikan perbaikan daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini lantaran inflasi inti sudah mengeluarkan komponen yang bergejolak yakni harga pangan dan energi.
Selama ini, konsumsi rumah tangga memegang peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, pos tersebut membentuk lebih dari 50% perekonomian Indonesia.
Pada tahun 2018, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Indonesia adalah sebesar 55,7%, menjadikannya pos dengan kontribusi terbesar. Di posisi dua, ada investasi yang berkontribusi sebesar 32,3%. Di posisi tiga, ada ekspor (barang dan jasa) yang berkontribusi sebesar 21%.
Kala konsumsi rumah tangga kuat, besar harapan bahwa perekonomian Indonesia akan bisa dipacu untuk tumbuh di level yang relatif tinggi. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi pasar saham.
LANJUT KE HALAMAN 3>>
(ank/ank)
Hasilnya, inflasi secara bulanan diumumkan di level 0,55%, di atas konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang sebesar 0,46% dan inflasi tahunan berada di level 3,28%. Kemudian, inflasi inti tercatat sebesar 3,25% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 3,12%.
Inflasi inti yang berada di atas ekspektasi mengindikasikan perbaikan daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini lantaran inflasi inti sudah mengeluarkan komponen yang bergejolak yakni harga pangan dan energi.
![]() |
Pada tahun 2018, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Indonesia adalah sebesar 55,7%, menjadikannya pos dengan kontribusi terbesar. Di posisi dua, ada investasi yang berkontribusi sebesar 32,3%. Di posisi tiga, ada ekspor (barang dan jasa) yang berkontribusi sebesar 21%.
Kala konsumsi rumah tangga kuat, besar harapan bahwa perekonomian Indonesia akan bisa dipacu untuk tumbuh di level yang relatif tinggi. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi pasar saham.
LANJUT KE HALAMAN 3>>
(ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular