Sentimen Domestik & Eksternal Mendukung, IHSG Masih Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 July 2019 12:55
Sentimen Domestik & Eksternal Mendukung, IHSG Masih Hijau
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Memulai perdagangan dengan apresiasi sebesar 0,35% ke level 6.381,18, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum sempat mencicipi pahitnya zona merah pada hari ini. Per akhir sesi satu, IHSG tercatat menguat 0,29% ke level 6.376,95.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG menguat di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+1,93%), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (+4,97%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+1,9%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+2,13%), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (+2,88%).

Kinerja IHSG ini senada dengan seluruh bursa utama Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 2,07%, indeks Shanghai lompat 1,94%, indeks Straits Times bertambah 1,25%, dan indeks Kospi tumbuh 0,06%. Sementara itu, bursa Hong Kong diliburkan guna memperingati special administrative region establishment day.

Mendinginnya hubungan antara AS dengan China sukses memantik aksi beli besar-besaran di bursa saham Benua Kuning. Pasca-berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Osaka, Jepang, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka lagi pintu negosiasi.

Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.

Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."

Lebih lanjut, Trump menyebut bahwa China akan membeli produk-produk agrikultur asal AS dalam jumlah besar. "Kami menahan diri dari (mengenakan) bea masuk dan mereka akan membeli produk pertanian (asal AS)," tutur Trump, dilansir dari CNBC International.

Walaupun belum dikonfirmasi pihak China, jika apa yang disebutkan Trump tersebut benar adanya, maka hal ini tentu akan mengerek laju perekonomian AS. Selama ini, produk agrikultur memang menjadi incaran pemerintah China dalam upayanya melawan balik serangan-serangan AS.

Pada 1 Juni, pemerintah China resmi mengenakan bea masuk baru bagi produk agrikultur asal AS seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam, dan kalkun. Bea masuk baru yang berlaku adalah 20% dan 25%, dari yang sebelumnya 5% dan 10%.

Kala perekonomian AS dan China menggeliat, tentu laju perekonomian global akan terkerek naik, mengingat AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Tak hanya mesra dengan China, AS juga menunjukkan kemesraan dengan Korea Utara (Korut). Selepas gelaran KTT G20 berakhir, Trump bertolak ke Korea Selatan (Korsel).

Menjelang kunjungannya tersebut, Trump mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un. Hal ini diungkapkan melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Secara mengejutkan, Kim bersedia untuk menemuinya.

Kemarin (30/6/2019) waktu setempat, Trump menemui Kim di zona demiliterisasi yang memisahkan Korsel dengan Korut. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korut kala sedang menjabat.

Pertemuan kali ini menjadi yang ketiga antara Trump dengan Kim pasca pertemuan kedua di Vietnam beberapa waktu yang lalu berakhir dengan buruk. Kala itu, AS dan Korut bersitegang lantaran tak mencapai titik temu terkait dengan denuklirisasi Korea Utara.

Saat bertemu Kim kemarin, Trump mengundang orang nomor satu di Korut itu untuk bertandang ke AS, tepatnya ke Gedung Putih. "Kapanpun dia mau melakukannya. Saya pikir kami ingin membawa ini ke tingkat selanjutnya, mari kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump seperti dilansir dari detikcom, Minggu (30/6/2019).

Trump mengatakan bahwa pasca pertemuannya dengan Kim, delegasi AS dan Korut akan melakukan pertemuan lanjutan dalam dua atau tiga minggu ke depan guna membicarakan program nuklir milik Pyongyang.

Kala AS dan Korut jauh dari yang namanya peperangan, tentu hasrat investor untuk masuk ke instrumen yang relatif berisiko membuncah sehingga wajar jika pasar saham tanah air membukukan apresiasi pada hari ini.

NEXT


Dari dalam negeri, sentimen positif bagi bursa saham Tanah Air datang dari rilis angka inflasi. Sekitar sejam menjelang akhir perdagangan sesi satu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Juni 2019.

Hasilnya, inflasi secara bulanan diumumkan di level 0,55%, di atas konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang sebesar 0,46% dan inflasi tahunan berada di level 3,28%. Kemudian, inflasi inti tercatat sebesar 3,25% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 3,12%.

Inflasi inti yang berada di atas ekspektasi mengindikasikan perbaikan daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini lantaran inflasi inti sudah mengeluarkan komponen yang bergejolak yakni harga pangan dan energi.

Selama ini, konsumsi rumah tangga memegang peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, pos tersebut membentuk lebih dari 50% perekonomian Indonesia.

Pada tahun 2018, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Indonesia adalah sebesar 55,7%, menjadikannya pos dengan kontribusi terbesar. Di posisi dua, ada investasi yang berkontribusi sebesar 32,3%. Di posisi tiga, ada ekspor (barang dan jasa) yang berkontribusi sebesar 21%.

Kala konsumsi rumah tangga kuat, besar harapan bahwa perekonomian Indonesia akan bisa dipacu untuk tumbuh di level yang relatif tinggi. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular