
Ekspektasi Suku Bunga Masih Kuat Angkat Harga SUN
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
26 June 2019 19:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat lagi pada perdagangan hari ini yang masih dipengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga acuan dunia. Efek sentimen positif penurunan suku bunga diprediksi masih cukup kuat membuat pelaku pasar mengekspektasi positif pasar surat utang.
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 8,7 basis poin (bps) menjadi 7,76%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Sumber: Refinitiv
Direktur Investasi PT Eastspring Investments Indonesia, D. Ari Pitojo, mengatakan potensi penurunan suku bunga cukup besar, bahkan sudah membuat perusahaan memperbesar portofolio pada obligasi pemerintah sejak awal tahun.
"Sudah (melakukan memperbesar porsi investasi ke SUN). Intinya tahun ini kami extraordinary (di luar kebiasaan) dengan obligasi pemerintah," ujarnya setelah acara market update kepada wartawan hari ini.
Dia menilai sejak awal tahun tingkat yield obligasi pemerintah 10 tahun yang sedang tinggi di kisaran 8% terutama hanya berselisih tipis dibanding pertumbuhan kinerja emiten di bursa sebesar 8,5% seakan memberi sinyal bahwa risiko di obligasi lebih kecil dibanding ke pasar saham sehingga suku bunga acuan dia prediksi akan turun dalam waktu dekat.
Hingga saat ini, lanjutnya, dia dan perusahaan pengelola reksa dana dan investasi tersebut masih meyakini penurunan suku bunga akan terjadi tidak lama lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 8,7 basis poin (bps) menjadi 7,76%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 26 Jun'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 25 Jun'19 (%) | Yield 26 Jun'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 26 Jun'19 |
FR0077 | 5 tahun | 6.87 | 6.901 | 3.10 | 6.8753 |
FR0078 | 10 tahun | 7.448 | 7.442 | -0.60 | 7.4206 |
FR0068 | 15 tahun | 7.853 | 7.766 | -8.70 | 7.7347 |
FR0079 | 20 tahun | 8.026 | 7.983 | -4.30 | 7.9723 |
Avg movement | -2.63 |
Direktur Investasi PT Eastspring Investments Indonesia, D. Ari Pitojo, mengatakan potensi penurunan suku bunga cukup besar, bahkan sudah membuat perusahaan memperbesar portofolio pada obligasi pemerintah sejak awal tahun.
"Sudah (melakukan memperbesar porsi investasi ke SUN). Intinya tahun ini kami extraordinary (di luar kebiasaan) dengan obligasi pemerintah," ujarnya setelah acara market update kepada wartawan hari ini.
Dia menilai sejak awal tahun tingkat yield obligasi pemerintah 10 tahun yang sedang tinggi di kisaran 8% terutama hanya berselisih tipis dibanding pertumbuhan kinerja emiten di bursa sebesar 8,5% seakan memberi sinyal bahwa risiko di obligasi lebih kecil dibanding ke pasar saham sehingga suku bunga acuan dia prediksi akan turun dalam waktu dekat.
Hingga saat ini, lanjutnya, dia dan perusahaan pengelola reksa dana dan investasi tersebut masih meyakini penurunan suku bunga akan terjadi tidak lama lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular