
Waspada! Fitch Nilai Risiko Kredit Produsen CPO Meningkat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
26 June 2019 15:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan bahwa produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) di kawasan Asia tengah menghadapi peningkatan risiko pada profil kredit mereka. Dalam keterangan resmi yang disampaikan Fitch, penyebab utama peningkatan kredit produsen CPO adalah kinerja perusahaan yang lesu sepanjang kuartal I-2019.
Penurunan harga CPO, berdasarkan harga acuan Malaysia anjlok hingga 22% YoY, membuat pendapatan sejumlah perusahaan ikut terpangkas. Perusahaan yang paling mendapat dampak adalah yang memiliki kinerja hulu rendah dan tak banyak melakukan diversifikasi produk hilir.
Terang saja, kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan penjualan produk mentah (hulu) akan sangat rentan terhadap gejolak harga dasar komoditas.
Meskipun Fitch memperkirakan harga CPO akan membaik, namun kinerja perusahaan yang lemah, potensi akuisisi, dan kurangnya pelepasan aset telah menambah risiko pada profil kredit.
Fitch menandai sejumlah perusahaan di Indonesia yang memiliki kinerja hasil tandan buah segar (Fresh Fruit Bunches/FFB) flat dan menurun sepanjang kuartal I-2019.
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki hasil panen FFB flat. Sementara PT Sawit Sumber Sarana Tbk (SSMS) dan First Resource mengalami penurunan masing-masing sebesar 16% YoY dan 12% YoY.
Di sisi lain, hasil panen untuk PT Dharma Satya Nusantara Tbk melonjak hingga 37% YoY.
Namun , penurunan tersebut agaknya bertolak belakang dengan peningkatan produksi sawit secara umum kuartal I-2019 yang naik 21% YoY, seperti data yang dirilis oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
GAPKI mencatat sepanjang kuartal I-2019 produksi minyak sawit nasional mencapai 12,5 juta ton, naik dari posisi kuartl I-2018 yang sebesar 10,4 juta ton.
Dengan begitu, Fitch meyakini bahwa penurunan hasil panen diakibatkan adanya penurunan harga, dan akan membatasi pendapatan perusahaan hingga akhir tahun 2019.
Harga CPO Amblas & Masa Depan CPO Indonesia
[Gambas:Video CNBC]
TBLA dan Golden Agri-Resources Ltd (GAR) bisa mempertahankan hasil panen (flat) karena perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih dari hasil produksi industri hilir.
Ini membuktikan bahwa industrialisasi menjadi kunci dalam kondisi ekonomi yang penuh gejolak seperti sekarang ini.
Dengan demikian Fitch menilai perusahaan GAR yaitu, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, PT Ivo Mas Tunggal, dan PT Sawit Mas Sejahtera pada peringkat AA- (idn) dengan prospek stabil.
Terakhir, Fitch menandai laba sebelum pajak dan amortisasi (EBITDA) SSMS yang anjlok hingga 37% YoY pada kuartal I-2019 akibat penurunan harga CPO membuat peringkatnya terancam. Ketidakmampuan SSMS dalam mengelola hasil dan mengendalikan biaya berisiko melemahkan produk keuangan dan kredit perusahaan.
(taa/hps) Next Article Fitch Turunkan Peringkat Utang 33 Negara
Penurunan harga CPO, berdasarkan harga acuan Malaysia anjlok hingga 22% YoY, membuat pendapatan sejumlah perusahaan ikut terpangkas. Perusahaan yang paling mendapat dampak adalah yang memiliki kinerja hulu rendah dan tak banyak melakukan diversifikasi produk hilir.
Terang saja, kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan penjualan produk mentah (hulu) akan sangat rentan terhadap gejolak harga dasar komoditas.
Meskipun Fitch memperkirakan harga CPO akan membaik, namun kinerja perusahaan yang lemah, potensi akuisisi, dan kurangnya pelepasan aset telah menambah risiko pada profil kredit.
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki hasil panen FFB flat. Sementara PT Sawit Sumber Sarana Tbk (SSMS) dan First Resource mengalami penurunan masing-masing sebesar 16% YoY dan 12% YoY.
Di sisi lain, hasil panen untuk PT Dharma Satya Nusantara Tbk melonjak hingga 37% YoY.
Namun , penurunan tersebut agaknya bertolak belakang dengan peningkatan produksi sawit secara umum kuartal I-2019 yang naik 21% YoY, seperti data yang dirilis oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
GAPKI mencatat sepanjang kuartal I-2019 produksi minyak sawit nasional mencapai 12,5 juta ton, naik dari posisi kuartl I-2018 yang sebesar 10,4 juta ton.
Dengan begitu, Fitch meyakini bahwa penurunan hasil panen diakibatkan adanya penurunan harga, dan akan membatasi pendapatan perusahaan hingga akhir tahun 2019.
Harga CPO Amblas & Masa Depan CPO Indonesia
[Gambas:Video CNBC]
TBLA dan Golden Agri-Resources Ltd (GAR) bisa mempertahankan hasil panen (flat) karena perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih dari hasil produksi industri hilir.
Ini membuktikan bahwa industrialisasi menjadi kunci dalam kondisi ekonomi yang penuh gejolak seperti sekarang ini.
Dengan demikian Fitch menilai perusahaan GAR yaitu, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, PT Ivo Mas Tunggal, dan PT Sawit Mas Sejahtera pada peringkat AA- (idn) dengan prospek stabil.
Terakhir, Fitch menandai laba sebelum pajak dan amortisasi (EBITDA) SSMS yang anjlok hingga 37% YoY pada kuartal I-2019 akibat penurunan harga CPO membuat peringkatnya terancam. Ketidakmampuan SSMS dalam mengelola hasil dan mengendalikan biaya berisiko melemahkan produk keuangan dan kredit perusahaan.
(taa/hps) Next Article Fitch Turunkan Peringkat Utang 33 Negara
Most Popular