
Tenggat Besok! BEI Tunggu Jawaban Hero soal Bisnis Giant
Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 June 2019 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan masih menunggu penjelasan dari manajemen PT Hero Supermarket Tbk (HERO) atas pengumuman akan ditutupnya enam gerai Giant, salah satu brand ritel milik emiten tersebut. BEI memberi tenggat hingga Kamis besok, 27 Juni 2019.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan, berdasarkan kejadian yang sama dari Hero beberapa waktu sebelumnya, penutupan ini diketahui atas langkah efisiensi perusahaan.
"Ada alasan operasional dan bisnis yang mereka lihat dari efisiensi tapi tetap tunggu jawaban dari mereka [hingga Kamis]. Tapi sebelumnya kami juga pernah tanyakan hal-hal yang jadi pertimbangan yaitu evaluasi yang profitable dan mana yang ajan ditutup. Itu policy dari manajemen," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Bursa menyatakan telah meminta penjelasan kepada pihak perusahaan sejak Senin (24/6/2019) dan jawaban perusahaan akan ditunggu hingga Kamis besok.
Pada Rabu ini, data perdagangan menunjukkan, saham HERO sudah minus 0,5% di level Rp 865/saham dengan catatan return sejak awal tahun hingga saat ini sahamnya naik 9,49%.
Hero menyatakan akan menutup enam gerai GIant di Cinere Mall, Mampang, Pondok Timur, Jatimakmur, Cibubur, dan Wisma Asri. Giant adalah salah satu merek ritel dari Hero selain Hero Supermarket, Guardian, dan IKEA. Perusahaan ini berdiri pada 1971.
Menilik kinerja keuangan, sepanjang 2018 perseroan mencatat kerugian yang meningkat cukup tajam, nilainya mencapai Rp 1,25 triliun dari Rp 191,41 miliar pada 2017. Sepanjang 2018 perseroan harus menerima kenyataan pendapatan turun 0,49% menjadi Rp 12,97 triliun dari Rp 13,03 pada 2017. Padahal, beban usaha perseroan turun 3,29% menjadi Rp 9,27 triliun.
Pada kuartal I-2019, pendapatan Hero naik tipis 0,5% menjadi Rp 3,06 triliun dari periode yang sama 2018 yakni Rp 3,04 triliun. Namun perseroan masih mencatat rugi bersih sebesar Rp 4 miliar, secara umum sama jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Penjualan lini bisnis makanan (Hero dan Giant) turun 5% menjadi Rp 2,34 miliar, dipengaruhi oleh peluncuran rencana konsolidasi toko yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dari waktu ke waktu.
"Bisnis makanan mencatat kerugian operasi sebesar Rp 64 miliar di luar biaya-biaya perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp 87 miliar pada periode yang sama tahun lalu," kata Patrik Lindvall, Presiden Direktur Hero, dalam siaran pers 29 April lalu.
Simak langkah Giant menutup enam gerai dan strateginya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Duh! Pangkas 2.669 Karyawan, Rugi HERO Bengkak Jadi Rp 551 M
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan, berdasarkan kejadian yang sama dari Hero beberapa waktu sebelumnya, penutupan ini diketahui atas langkah efisiensi perusahaan.
"Ada alasan operasional dan bisnis yang mereka lihat dari efisiensi tapi tetap tunggu jawaban dari mereka [hingga Kamis]. Tapi sebelumnya kami juga pernah tanyakan hal-hal yang jadi pertimbangan yaitu evaluasi yang profitable dan mana yang ajan ditutup. Itu policy dari manajemen," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Bursa menyatakan telah meminta penjelasan kepada pihak perusahaan sejak Senin (24/6/2019) dan jawaban perusahaan akan ditunggu hingga Kamis besok.
Pada Rabu ini, data perdagangan menunjukkan, saham HERO sudah minus 0,5% di level Rp 865/saham dengan catatan return sejak awal tahun hingga saat ini sahamnya naik 9,49%.
Menilik kinerja keuangan, sepanjang 2018 perseroan mencatat kerugian yang meningkat cukup tajam, nilainya mencapai Rp 1,25 triliun dari Rp 191,41 miliar pada 2017. Sepanjang 2018 perseroan harus menerima kenyataan pendapatan turun 0,49% menjadi Rp 12,97 triliun dari Rp 13,03 pada 2017. Padahal, beban usaha perseroan turun 3,29% menjadi Rp 9,27 triliun.
![]() |
Pada kuartal I-2019, pendapatan Hero naik tipis 0,5% menjadi Rp 3,06 triliun dari periode yang sama 2018 yakni Rp 3,04 triliun. Namun perseroan masih mencatat rugi bersih sebesar Rp 4 miliar, secara umum sama jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Penjualan lini bisnis makanan (Hero dan Giant) turun 5% menjadi Rp 2,34 miliar, dipengaruhi oleh peluncuran rencana konsolidasi toko yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dari waktu ke waktu.
"Bisnis makanan mencatat kerugian operasi sebesar Rp 64 miliar di luar biaya-biaya perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp 87 miliar pada periode yang sama tahun lalu," kata Patrik Lindvall, Presiden Direktur Hero, dalam siaran pers 29 April lalu.
Simak langkah Giant menutup enam gerai dan strateginya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Duh! Pangkas 2.669 Karyawan, Rugi HERO Bengkak Jadi Rp 551 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular