Golden Flower Genjot Ekspor ke AS & Buka Pasar Timur Tengah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 June 2019 14:28
PT Golden Flower Tbk (POLU) akan meningkatkan volume ekspor mulai tahun ini.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen garmen, PT Golden Flower Tbk (POLU) akan meningkatkan volume ekspor mulai tahun ini, terutama ke Amerika Serikat (AS), negara tujuan ekspor utamanya.

Hal ini juga ditempuh sebagai salah satu jalan untuk mengambil kesempatan dari berlangsungnya perang dagang antara AS dan China sehingga impor negara ini atas produk China menjadi terbatas, begitu pun sebaliknya ekspor dari China ke AS.

Selain menggenjot ekspor ke AS, tahun ini perusahaan tengah menjajaki membuka pasar ekspor baru ke Timur Tengah yang diharapkan ekspor ke pasar ini akan mulai dilakukan tahun depan.

Komisaris Utama Golden Flower Po Sun Ko mengatakan ekspor Vietnam ke Amerika saat ini juga sudah dikenakan tarif yang sama sehingga potensi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya juga lebih besar.


"Dengan trade war Amerika dan China banyak produksi China yang tidak bisa masuk ke Amerika, harus lewat Indonesia. Yang menggembirakan tarif masuk ke Amerika juga dinaikkan jadi Vietnam juga bukan negara paling murah sehingga tarifnya juga disamakan," kata Po di Gedung Bursa Efek Indonesia, usai pencatatan saham POLU, Rabu (26/6/2019).

Kenaikan ekspor ini juga akan ditunjang dengan langkah perseroan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan sebesar 20% menjadi 450.000 pieces/bulan dari kapasitas terpasang saat ini.

Direktur Golden Flower Harry Antonius Sutopo menyebutkan tahun ini akan dilakukan penambahan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus memperbaharui teknologi produksinya sehingga kualitas pakaian menjadi lebih tinggi.

Pembaharuan mesin ini akan menggunakan dana hasil penawaran umum saham perusahaan (initial public offering/IPO) yang memperoleh dana senilai Rp 34,20 miliar.

Efisiensi juga akan ditingkatkan salah satunya dengan menggeser rantai bahan baku impor suplai dari dalam negeri. Saat ini bahan baku impor asal China masih mendominasi sebesar 70% dan 30% dari lokal. Targetnya, tahun ini bahan baku lokal akan meningkat porsinya menjadi 50%.

Kenaikan produksi dan ekspor ini akan meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 20% menjadi Rp 530 miliar, naik dari perolehan tahun lalu yang senilai Rp 438 miliar.

"Perusahaan optimis dengan teknologi baru dan kerja sama dengan produsen lokal dapat memenuhi kebutuhan bahan baku lokal sebanyak 50% dan yang akan ditambah akan memperbesar produksi bahan baku lokal," kata Balkhrisnan Nain Udaikumar, Direktur perusahaan di kesempatan yang sama.

Auto Reject
Harga saham emiten produsen garmen, PT Golden Flower Tbk (POLU) pada mulanya stagnan saat pencatatan perdananya (listing) di papan pengembangan BEI pada Rabu ini (26/6/2019.)

POLU menjadi emiten yang ke-17 tahun ini dan ke-634 di BEI. Data perdagangan menunjukkan, saham perseroan stagnan setelah dibuka di harga perdana Rp 288/saham. Namun sekitar 30 menit kemudian, saham POLU mendadak melesat menjadi Rp 432/saham, atau naik 50% menyentuh batasan kenaikan di hari pertama listing alias auto reject atas.

Perusahaan melepaskan sebanyak 150 juta saham. Artinya perusahaan akan memperoleh dana segar senilai Rp 34,20 miliar.
 

Perusahaan garmen ini fokus memproduksi pakaian wanita ini dengan merek-merek seperti Michael Kors, Calvin Klein, Tommy Hilfiger, DKNY dan American Eagle.



(tas/tas) Next Article Bulan Depan, Pabrik Garmen Merek Top Dunia Ini Masuk Bursa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular