3 Hari Beruntun Melemah, Hari Ini IHSG Bangkit!
Anthony Kevin,
CNBC Indonesia
25 June 2019 10:06
Sentimen positif dari dalam negeri berhasil mengerek kinerja IHSG. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Mei 2019 jatuh sebesar 8,99% secara tahunan, sementara impor jatuh 17,71%.
Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.
Dengan adanya surplus yang mengejutkan di bulan Mei, defisit neraca dagang Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2019 menyusut menjadi US$ 2,14 miliar, cukup jauh di bawah defisit pada periode Januari-Mei 2018 yang senilai US$ 2,86 miliar.
Lantas, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 akan bisa ditekan menjadi lebih rendah ketimbang capaian tahun 2018. Pada tahun lalu, CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB.
Merespons hal tersebut, rupiah pun perkasa. Hingga berita ini diturunkan, rupiah membukukan penguatan sebesar 0,01% di pasar spot ke level Rp 14.133/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan resmi membukukan apresiasi selama 6Â hari beruntun.
Penguatan rupiah pada akhirnya memberikan optimisme bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.
Merespons hal tersebut, rupiah pun perkasa. Hingga berita ini diturunkan, rupiah membukukan penguatan sebesar 0,01% di pasar spot ke level Rp 14.133/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan resmi membukukan apresiasi selama 6Â hari beruntun.
Penguatan rupiah pada akhirnya memberikan optimisme bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)