3 Hari Beruntun Melemah, Hari Ini IHSG Bangkit!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 June 2019 10:06
3 Hari Beruntun Melemah, Hari Ini IHSG Bangkit!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Selasa (25/6/2019) dengan apresiasi sebesar 0,38% ke level 6.312,1. Pada pukul 09:35 WIB, IHSG telah memperlebar penguatannya menjadi 0,46% ke level 6.317,07.

IHSG berhasil bangkit setelah sudah melemah dalam 3 hari perdagangan sebelumnya.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru sedang ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,24%, indeks Shanghai turun 0,79%, dan indeks Hang Seng juga turun 0,73%.

Semakin panasnya tensi antara AS dengan Iran membuat pelaku pasar melego saham-saham di Benua Kuning. Pada hari Senin (24/6/2019), Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi baru kepada Iran.


Namun, sanksi kali ini berbeda dari yang sebelum-sebelumnya dikenakan oleh AS lantaran menyasar langsung Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan beberapa pejabat tinggi lainnya, sebuah langkah yang belum pernah diambil sebelumnya.

Trump menandatangani perintah eksekutif yang disebut Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan membekukan aset-aset Iran senilai miliaran dolar, dilansir dari Reuters.

3 Hari Beruntun Melemah, Hari Ini IHSG Bangkit!Foto: Presiden AS Donald Trump Kenakan Sanksi Baru untuk Iran, Senin (24/6/2019). (Foto: REUTERS/Carlos Barria)

Sebagai informasi, hubungan kedua negara mulai memanas dalam beberapa hari terakhir setelah Teheran menembak jatuh drone pengintai milik militer AS, Kamis pekan lalu. Trump mengatakan Khamenei bertanggung jawab atas apa yang ia sebut sebagai tindakan brutal rezim tersebut di Timur Tengah.

"Sanksi itu akan menutup akses Pemimpin Tertinggi (Iran) dan kantornya, serta mereka yang terafiliasi dengannya dan kantornya terhadap sumber-sumber dan dukungan keuangan yang penting," kata Trump.

Di sisi lain, Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Majid Takht Ravanchi mengatakan Iran tidak akan menerima tawaran berunding AS bila berada di bawah ancaman sanksi. Menurutnya, keputusan AS untuk kembali menjatuhkan sanksi adalah indikasi lainnya bahwa Negeri Paman Sam tidak menghormati hukum dan aturan internasional.

Dengan semakin panasnya tensi antara kedua negara, tentu eskalasi menjadi perang menjadi sebuah hal yang tak bisa dikesampingkan, suatu berita yang sangat buruk bagi pasar saham dunia.

LANJUT KE HALAMAN 2>>
Sentimen positif dari dalam negeri berhasil mengerek kinerja IHSG. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Mei 2019 jatuh sebesar 8,99% secara tahunan, sementara impor jatuh 17,71%.

Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.

Dengan adanya surplus yang mengejutkan di bulan Mei, defisit neraca dagang Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2019 menyusut menjadi US$ 2,14 miliar, cukup jauh di bawah defisit pada periode Januari-Mei 2018 yang senilai US$ 2,86 miliar.

Lantas, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 akan bisa ditekan menjadi lebih rendah ketimbang capaian tahun 2018. Pada tahun lalu, CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB.

Merespons hal tersebut, rupiah pun perkasa. Hingga berita ini diturunkan, rupiah membukukan penguatan sebesar 0,01% di pasar spot ke level Rp 14.133/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan resmi membukukan apresiasi selama 6 hari beruntun.

Penguatan rupiah pada akhirnya memberikan optimisme bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular