
Analisis
Sudah di Level Terkuat 1 Bulan, Pound Masih Bisa Naik Lagi?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 June 2019 15:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Poundsterling terus menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS), sukses mencapai level terkuat dalam satu bulan terakhir pada perdagangan Senin (24/6/19).
Penguatan tersebut dipicu oleh sikap Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang membuka peluang pemangkasan suku bunga. Di sisi lain, Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) tidak se-dovish The Fed. BOE hanya menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris, namun belum menyatakan akan memangkas suku bunga.
Setelah The Fed mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (20/6/19) dini hari, pelaku pasar semakin yakin Jerome Powell, sang pimpinan, akan memangkas suku bunga di tahun ini. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group yang menunjukkan hingga akhir tahun probabilitas suku bunga 2,25%-2,5% ditahan sebesar 0% alias tidak ada.
Perangkat yang sama menunjukkan pelaku pasar melihat peluang The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, yakni di bulan Juli, September, dan Desember.
Sementara itu perebutan kursi pimpinan Partai Konservatif kini mencapai tahap final. Dua kandidat tersisa yakni Boris Johnson dan Jeremy Hunt, siapa yang akan menduduki kursi pimpinan nantinya akan otomatis menjadi Perdana Menteri Inggris.
160.000 anggota Partai Konservatif akan melakukan voting untuk memilih siapa diantara dua kandidat tersebut yang akan memimpin partai sekaligus menjadi perdana menteri.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian poundsterling atau GBP/USD berada di atas atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 21 hari (garis hijau) dan MA 8 hari (garis merah), namun masih di bawah MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif tetapi bergerak naik.
Poundsterling terlihat menguji level kunci US$ 1.2765, sebelum memangkas penguatan dan berada di level US$ 1,2743 pada pukul 14:02 WIB. Jika mampu mengakhiri perdagangan hari ini di atas US$ 1,2765, outlook poundsterling menjadi bullish untuk jangka menengah.
Pada time frame 30 menit, pound bergerak kisaran MA 8, 21, tetapi di atas MA125, dengan MACD berada di wilayah positif. Stochastic terlihat bergerak turun, dan masih jauh dari wilayah jenuh jual (oversold).
Area kunci US$ 1,2765 menjadi resisten (tahanan atas) terdekat, selama tertahan di bawah tersebut poundsterling berpeluang turun ke area support (tahanan bawah) US$ 1,2725.
Kemampuan menembus ke bawah support akan membuka peluang ke area US$ 1,2688.
Poundsterling berpeluang melanjutkan kenaikan jika mampu menembus dan bergerak konsisten di atas US$ 1,2765, dengan target ke area US$ 1,2800. Peluang ke area US$ 1,2832 menjadi terbuka jika pound mampu melewati level US$ 1,2800.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article PM Inggris akan Dipaksa Mundur? Pound Bergeming
Penguatan tersebut dipicu oleh sikap Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang membuka peluang pemangkasan suku bunga. Di sisi lain, Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) tidak se-dovish The Fed. BOE hanya menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris, namun belum menyatakan akan memangkas suku bunga.
Setelah The Fed mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (20/6/19) dini hari, pelaku pasar semakin yakin Jerome Powell, sang pimpinan, akan memangkas suku bunga di tahun ini. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group yang menunjukkan hingga akhir tahun probabilitas suku bunga 2,25%-2,5% ditahan sebesar 0% alias tidak ada.
Sementara itu perebutan kursi pimpinan Partai Konservatif kini mencapai tahap final. Dua kandidat tersisa yakni Boris Johnson dan Jeremy Hunt, siapa yang akan menduduki kursi pimpinan nantinya akan otomatis menjadi Perdana Menteri Inggris.
160.000 anggota Partai Konservatif akan melakukan voting untuk memilih siapa diantara dua kandidat tersebut yang akan memimpin partai sekaligus menjadi perdana menteri.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian poundsterling atau GBP/USD berada di atas atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 21 hari (garis hijau) dan MA 8 hari (garis merah), namun masih di bawah MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif tetapi bergerak naik.
Poundsterling terlihat menguji level kunci US$ 1.2765, sebelum memangkas penguatan dan berada di level US$ 1,2743 pada pukul 14:02 WIB. Jika mampu mengakhiri perdagangan hari ini di atas US$ 1,2765, outlook poundsterling menjadi bullish untuk jangka menengah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Area kunci US$ 1,2765 menjadi resisten (tahanan atas) terdekat, selama tertahan di bawah tersebut poundsterling berpeluang turun ke area support (tahanan bawah) US$ 1,2725.
Kemampuan menembus ke bawah support akan membuka peluang ke area US$ 1,2688.
Poundsterling berpeluang melanjutkan kenaikan jika mampu menembus dan bergerak konsisten di atas US$ 1,2765, dengan target ke area US$ 1,2800. Peluang ke area US$ 1,2832 menjadi terbuka jika pound mampu melewati level US$ 1,2800.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article PM Inggris akan Dipaksa Mundur? Pound Bergeming
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular