Pound Masih Melemah, Ada Aksi Ambil Untung?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 May 2019 20:38
Mata uang poundsterling masih melemah memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Senin (6/5/19)
Foto: Pound Sterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling masih melemah memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Senin (6/5/19). Selain memanasnya hubungan AS-China, aksi profit taking atau ambil untung sepertinya juga membuat pound sulit untuk bangkit.

Pada pukul 19:49 WIB pound diperdagangkan di kisaran US$ 1,3087 atau melemah 0,65%, melansir kuotasi MetaTrader 5. 

Mata uang safe haven sedang berjaya pada perdagangan hari ini akibat kemungkinan damai dagang AS - China tidak akan terjadi. Padahal isu yang berhembus pekan lalu menyatakan penandatanganan kesepakatan dagang AS-China bisa dilakukan pada Jumat (10/5/19) pekan ini. Isu tersebut memberikan sentimen positif di pasar, bursa saham global menguat, begitu juga mata uang selain safe haven atau yang dianggap aman.

Namun semua sentimen positif tersebut buyar akibat satu kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter.

Foto: Twit ancaman Trump soal kenaikan bea impor terhadap barang China, Minggu (5/5/2019). (Foto: Twitter)


Presiden AS Donald Trump mengatakan akan meningkatkan bea impor dari China akibat Negeri Tiongkok tersebut dituduh mencoba melakukan re-negosiasi. Dampak dari pernyataan Trump tersebut, China berencana untuk membatalkan perundingan dagang di pekan ini.

Memanasnya hubungan dua ekonomi terbesar di dunia tersebut memberikan efek instan, bursa saham rontok, dan mata uang safe haven kembali menjadi incaran. Dolar yang dianggap sebagai mata uang safe haven juga menguat, membuat pound tertekan sejak pembukaan perdagangan.

Selain itu, pound yang melesat naik lebih dari 1% di hari Jumat kemungkinan juga memicu aksi profit taking atau ambil untung. Penguatan tersebut terjadi setelah pimpinan Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan Parlemen Inggris harus memecahkan deadlock proposal Brexit, dan menyelesaikan kesepakatan untuk keluar dari Uni Eropa.

Ia menyatakan hal tersebut setelah Partai Buruh pimpinannya kehilangan banyak suara saat pemilu lokal Inggris dan Irlandia Utara pekan lalu. Hal itu yang membuat sikap Corbyn mulai melunak, untuk kembali memperbaiki citra partainya.

Tidak hanya Partai Buruh, suara untuk Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Theresa May juga anjlok drastis. Di sisi lain, Partai Liberal Demokrat justru meraih banyak suara, partai ini merupakan partai yang menyuarakan penolakan terhadap Brexit.

Melunaknya sikap Corbyn membuat harapan akan segera selesainya proposal Brexit yang selama ini selalu kandas di Parlemen Inggris. Penguatan tajam pound di hari Jumat mencerminkan bagaimana sensitifnya mata uang ini terhadap isu Brexit.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Pound Terus Menguat Saat Parlemen Inggris Reses

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular