Giant Tutup Gerai, Bagaimana Nasib Peritel Lainnya?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 June 2019 14:12
Sepanjang 2018 Hero Supermarket telah menutup 26 gerai jaringan ritel Giant Supermarket.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib peritel modern Indonesia tampaknya berada di era suram. Selain menutup sejumlah gerai, emiten ritel baik itu yang berkonsep mini market maupun hipermarket mulai menahan diri membuka gerai baru.

Cerita paling aktual adalah keputusan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup sejumlah gerai Giant, gerai ritel dengan konsep hipermart tersebut.

Pengurangan jumlah gerai peritel tersebut sudah mulai terjadi sejak tahun lalu. Sepanjang 2018 Hero Supermarket telah menutup 26 gerai jaringan ritel Giant Supermarket.


Sebenarnya penutupan gerai tersebut tak hanya dilakukan oleh Hero Supermarket. Hal yang saham juga dilakukan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pemilik gerai ritel Hypermart.

Pada 2018 jumlah gerai ritel Hypermart juga tercatat menutup sebanyak enam gerai Hypermart. Total jumlah gerai Hypermart pada 2018 berkurang menjadi 107 gerai dari 113 gerai pada 2017.

Di segmen mini market cerita tak jauh berbeda meskipun PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) tampak tetap konsisten menambah jumlah gerai.

Dalam paparan publik yang berlangsung 19 Juni pekan lalu, disampaikan jumlah gerai Indomaret pada Desember 2018 sebanyak 16.366 gerai, dan akhir Mei 2019 tercacat sudah mencapai 16.900 gerai.

Direktur Independen Indoritel Harjono Wreksoremboko menargetkan sampai dengan akhir 2019, gerai Indomaret bertambah 1.000 hingga 1.200 gerai.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), pemilik gerai Alfamart, Tomin Widian saat public Expose 16 Mei enggan menyebutkan penambahan jumlah gerai 2019.

"Namun ekspansi akan terus dilakukan dengan tetap menambah gerai tapi akan selektif," kata Tomin, seperti dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada 2018 Indomaret membuka toko sebanyak 266 gerai. Pada Q1-2019 ini pun, perusahaan tidak agresif dalam jumlah buka toko. Karena dengan jumlah toko lebih dari 15.000 toko saat ini, kami lebih melihat ke kualitas dibandingkan dengan kuantitas," tambah Tomin.

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey industri ritel tidak ada masalah signifikan. Menurut Roy justru ritel kita sedang tumbuh, tahun ini ditargetkan bisa mencapai 10%. "Yang terjadi bila ada penutupan itu terjadi karena ada efisiensi," katanya.

"Soal penutupan memang sudah direncanakan. Ini bukan karena mendadak atau korporasi berubah atau karena (bisnis) online. Semua isu itu tidak ada. Ini semua sudah direncanakan. Penutupan terjadi karena masa sewa toko ritel memang telah berakhir. Ini sekaligus ditutup," tegas Roy.
(hps/prm) Next Article Hero Grup Tutup 6 Gerai Giant

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular