
Karena Bahan Baku, Impor Bulan Mei 2019 Turun Drastis
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
24 June 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca dagang Indonesia pada bulan Mei 2019 mampu membukukan surplus sebesar US$ 210 juta. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), hal tersebut didorong oleh penurunan impor yang cukup tajam.
Tercatat sepanjang bulan Mei 2019, nilai total impor hanya sebesar US$ 14,53 miliar atau turun hingga 17,71% secara year-on-year (YoY).
Sementara total ekspor mengalami kontraksi yang lebih kecil, yaitu 8,99% YoY menjadi US$ 14,74 miliar.
Penurunan impor paling tajam terjadi pada golongan barang bahan baku/penolong, yaitu sebesar 19,3% YoY. Adapun impor barang modal juga terkontraksi hingga 15,24% YoY. Sedangkan untuk impor barang konsumsi mengalami kontraksi yang relatif lebih kecil, yaitu sebesar 10,86% YoY.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan penurunan impor barang konsumsi yang relatif kedil diakibatkan oleh permintaan yang tetap tinggi seiring dengan adanya Ramadan pada bulan Mei. Hari raya Idul Fitri yang jatuh pada awal Juni membuat kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
Sementara impor bahan baku dan barang modal yang melambat mengindikasikan adanya penurunan gairah aktivitas industri Tanah Air.
Meskipun demikian, sebagian besar atau 73,38% dari total impor sepanjang bulan Mei adalah golongan bahan baku/penolong. Pada periode yang sama, porsi impor barang modal dan barang konsumsi masing-masing sebesar 16,01% dan 10,61%.
Dengan demikian, sepanjang Januari-Mei 2019, total impor hanya sebesar US$ 70,6 miliar atau turun hingga 9,23% dibanding periode yang sama tahun 2018. Ini menunjukkan bahwa ada ada perbaikan dari neraca dagang Indonesia dari sisi impor.
Penurunan nilai impor paling besar sepanjang periode Januari-Mei 2019 ada pada golongan barang besi dan baja (HS 73), yakni mencapai 13,36% YoY.
Ada nilai impor pula golongan barang kendaraan dan bagiannya (HS 87) yang juga anjlok hingga 12,21% YoY. Sementara nilai impor golongan barang mesin/peralatan listrik (HS 85) turun hingga 11,23% YoY. Sebagai informasi, golongan barang HS 85 merupakan penyumbang 12,84% dari total impor sepanjang Januari-Mei 2019.
Sementara itu pada periode Januari-Mei 2019 ekspor juga tercatat mengalami penurunan sebesar 8,61% YoY menjadi US$ 68,46 miliar. Alhasil pada periode tersebut neraca dagang Indonesia masih tercatat defisit sebesar US$ 2,14 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru) Next Article Duh, Neraca Perdagangan Indonesia Tekor US$ 1,16 M
Tercatat sepanjang bulan Mei 2019, nilai total impor hanya sebesar US$ 14,53 miliar atau turun hingga 17,71% secara year-on-year (YoY).
Sementara total ekspor mengalami kontraksi yang lebih kecil, yaitu 8,99% YoY menjadi US$ 14,74 miliar.
![]() |
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan penurunan impor barang konsumsi yang relatif kedil diakibatkan oleh permintaan yang tetap tinggi seiring dengan adanya Ramadan pada bulan Mei. Hari raya Idul Fitri yang jatuh pada awal Juni membuat kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
Sementara impor bahan baku dan barang modal yang melambat mengindikasikan adanya penurunan gairah aktivitas industri Tanah Air.
Meskipun demikian, sebagian besar atau 73,38% dari total impor sepanjang bulan Mei adalah golongan bahan baku/penolong. Pada periode yang sama, porsi impor barang modal dan barang konsumsi masing-masing sebesar 16,01% dan 10,61%.
Dengan demikian, sepanjang Januari-Mei 2019, total impor hanya sebesar US$ 70,6 miliar atau turun hingga 9,23% dibanding periode yang sama tahun 2018. Ini menunjukkan bahwa ada ada perbaikan dari neraca dagang Indonesia dari sisi impor.
![]() |
Penurunan nilai impor paling besar sepanjang periode Januari-Mei 2019 ada pada golongan barang besi dan baja (HS 73), yakni mencapai 13,36% YoY.
Ada nilai impor pula golongan barang kendaraan dan bagiannya (HS 87) yang juga anjlok hingga 12,21% YoY. Sementara nilai impor golongan barang mesin/peralatan listrik (HS 85) turun hingga 11,23% YoY. Sebagai informasi, golongan barang HS 85 merupakan penyumbang 12,84% dari total impor sepanjang Januari-Mei 2019.
Sementara itu pada periode Januari-Mei 2019 ekspor juga tercatat mengalami penurunan sebesar 8,61% YoY menjadi US$ 68,46 miliar. Alhasil pada periode tersebut neraca dagang Indonesia masih tercatat defisit sebesar US$ 2,14 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru) Next Article Duh, Neraca Perdagangan Indonesia Tekor US$ 1,16 M
Most Popular