Tutup 6 Gerai Giant, Bagaimana Nasib Keuangan HERO?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 June 2019 14:34
Bagaimana dengan kinerja keuangan HERO? Apakah penutupan gerai adalah langkah yang tepat?
Papan Giant (CNBC Indonesia/Tahir Saleh)
Jakarta, CNBC Indonesia - Peritel Giant berencana menutup enam gerai pada akhir Juli 2019. Namun langkah tersebut sudah diworo-woro dari sekarang, dibarengi dengan cuci gudang. 

Enam gerai Giant yang akan tutup adalah di Cinere Mall, Mampang, Pondok Timur, Jatimakmur, Cibubur, dan Wisma Asri. Lokasi-lokasi tersebut langsung dibanjiri calon pembeli yang tergiur dengan tawaran diskon besar-besaran. 


Giant adalah bagian dari Hero Supermarket Tbk (HERO). Perusahaan ini berdiri pada 1971. 

Bagaimana dengan kinerja keuangan HERO? Apakah penutupan gerai adalah langkah yang tepat? 

Mengutip laporan keuangan kuartal I-2019, HERO mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,06 triliun. Naik tipis 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Namun secara keseluruhan, perseroan masih menderita rugi bersih Rp 3,52 miliar. Walau membaik dibandingkan kuartal I-2019 yaitu Rp 4,13 miliar. 

Di segmen non-makanan, HERO boleh membukukan pertumbuhan penjualan sampai 21%. Namun secara nominal, jumlahnya 'hanya' Rp 715 miliar. Oleh karena itu, masih sulit menutup penurunan 5% di segmen makanan yang nilainya mencapai Rp 2,345 triliun. 

"Penjualan makanan 5% lebih rendah menjadi Rp 2.345 miliar, dipengaruhi oleh peluncuran rencana konsolidasi toko yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dari waktu ke waktu. Bisnis makanan mencatat kerugian operasi sebesar Rp 64 miliar di luar biaya-biaya Perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp 87 miliar pada periode yang sama tahun lalu," jelas Patrik Lindvall, Presiden Direktur Hero, dikutip dari laporan keuangan. 

Sementara di segmen non-makanan, Guardian dan IKEA menjadi tumpuan harapan. "Laba usaha sebesar Rp 79 miliar di luar biaya-biaya Perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp 87 miliar tahun lalu," sebut Lindvall. 

Sepertinya memang tren bisnis HERO akan lebih menggenjot segmen non-makanan. Terlihat dari rencana perseroan ke depan yang bakal menambah gerai IKEA. Bahkan akan ada satu gerai Giant yang bakal diganti menjadi IKEA. 

"IKEA akan fokus pada strategi untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan dengan mengembangkan bisnis online-nya dan menambah jaringan toko. Selain proyek pembangunan toko baru yang sedang berlangsung di Jakarta Garden City dan Kota Baru Parahyangan di Bandung yang rencana pembukaan keduanya pada akhir 2020 , IKEA juga sedang melakukan perencanaan untuk mengubah satu hypermarket Giant menjadi toko IKEA," ungkap Lindvall.  




(aji/gus) Next Article Tutup 6 Gerai Giant, Bos Hero: Keputusan yang Tak Mudah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular