
Meski Jalan tak Mulus, IHSG Cetak Penguatan 1% Pekan Ini
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 June 2019 15:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia tidak mulus sepanjang pekan ini. Meski demikian, bursa dalam negeri tetap berhasil mencatat penguatan cukup tinggi, yaitu 1,06%!
Dalam lima hari perdagangan IHSG hanya menguat dua kali yakni di hari Selasa dan Rabu, sisanya berakhir di zona merah. Namun, penguatan dua hari tersebut sudah cukup membawa indeks mencatat penguatan mingguan.
Pergerakan bursa kebanggaan Indonesia ini dipengaruhi sentimen eksternal dan internal. Dari eksternal, kepastian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping membuat pasar saham global ceria, termasuk di Indonesia.
Kedua pemimpin tersebut akan bertemu di KTT G20 akhir pekan depan, dan pasar berharap pertemuan keduanya akan menyelesaikan masalah perang dagang yang selama ini menjadi "hantu" bagi pertumbuhan ekonomi global.
Masih dari eksternal, Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang membuka peluang penurunan suku bunga juga memberikan sentimen positif. Bursa saham global menghijau pada perdagangan Kamis merespons sikap The Fed, namun sayangnya IHSG turun tipis (-0,06%) di hari itu.
Pelemahan terjadi merespons pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau 7-Day Reverse Repo Rate di level 6%.
Namun, bukan berarti tak ada stimulus yang diberikan oleh bank sentral. BI memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank umum menjadi 6%, dari yang sebelumnya 6,5%. Sementara itu, GWM untuk bank syariah juga dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,5%, dari yang sebelumnya 5%.
Ditengarai, pelemahan IHSG merupakan respons dari pelaku pasar yang kecewa lantaran BI tak mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.
Dari lantai bursa, ada tiga perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), dua di antaranya langsung mencatat best gainers pekan ini.
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) menjadi yang pertama IPO di pekan ini, yakni pada tanggal 17 Juni lalu. Sepanjang pekan ini saham perusahaan klub sepak bola Bali United ini mencatat penguatan 120,57% ke level Rp 386 per lembar saham. Kenaikan tersebut membuat BOLA menduduki peringkat kedua top 5 gainers pekan ini.
Perusahaan kedua yang IPO di pekan ini adalah PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) pada tanggal 18 Juni. Di hari pertama melantai, CCSI melesat naik, namun sayangnya di akhir pekan saham produsen kabel optik ini berada di level Rp 226 atau melemah 9,6% dari harga IPO Rp 250.
Pada tanggal 19 Juni, giliran PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. SFAN yang bergerak di bidang konsultasi keuangan ini menjadi the best gainer di pekan ini setelah sahamnya melesat 162,77% ke level Rp 494 dalam tiga hari perdagangan.
Melengkapi top 5 gainers pekan ini ada PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) yang berada ditempat ketiga setelah harga sahamnya mencatat kenaikan 90,63%. Peringkat ke-empat dan kelima diraih oleh PT Yulie Sekuritas Indonesia Ybk (YULE) dan PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) yang masing-masing menguat 40,69% dan 36,99%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Love You Full IHSG! Terbaik Dunia, Kuat 11 Pekan Tanpa Henti
Dalam lima hari perdagangan IHSG hanya menguat dua kali yakni di hari Selasa dan Rabu, sisanya berakhir di zona merah. Namun, penguatan dua hari tersebut sudah cukup membawa indeks mencatat penguatan mingguan.
Pergerakan bursa kebanggaan Indonesia ini dipengaruhi sentimen eksternal dan internal. Dari eksternal, kepastian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping membuat pasar saham global ceria, termasuk di Indonesia.
Masih dari eksternal, Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang membuka peluang penurunan suku bunga juga memberikan sentimen positif. Bursa saham global menghijau pada perdagangan Kamis merespons sikap The Fed, namun sayangnya IHSG turun tipis (-0,06%) di hari itu.
Pelemahan terjadi merespons pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau 7-Day Reverse Repo Rate di level 6%.
Namun, bukan berarti tak ada stimulus yang diberikan oleh bank sentral. BI memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank umum menjadi 6%, dari yang sebelumnya 6,5%. Sementara itu, GWM untuk bank syariah juga dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,5%, dari yang sebelumnya 5%.
Ditengarai, pelemahan IHSG merupakan respons dari pelaku pasar yang kecewa lantaran BI tak mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.
Dari lantai bursa, ada tiga perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), dua di antaranya langsung mencatat best gainers pekan ini.
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) menjadi yang pertama IPO di pekan ini, yakni pada tanggal 17 Juni lalu. Sepanjang pekan ini saham perusahaan klub sepak bola Bali United ini mencatat penguatan 120,57% ke level Rp 386 per lembar saham. Kenaikan tersebut membuat BOLA menduduki peringkat kedua top 5 gainers pekan ini.
Perusahaan kedua yang IPO di pekan ini adalah PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) pada tanggal 18 Juni. Di hari pertama melantai, CCSI melesat naik, namun sayangnya di akhir pekan saham produsen kabel optik ini berada di level Rp 226 atau melemah 9,6% dari harga IPO Rp 250.
Pada tanggal 19 Juni, giliran PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. SFAN yang bergerak di bidang konsultasi keuangan ini menjadi the best gainer di pekan ini setelah sahamnya melesat 162,77% ke level Rp 494 dalam tiga hari perdagangan.
Melengkapi top 5 gainers pekan ini ada PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) yang berada ditempat ketiga setelah harga sahamnya mencatat kenaikan 90,63%. Peringkat ke-empat dan kelima diraih oleh PT Yulie Sekuritas Indonesia Ybk (YULE) dan PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) yang masing-masing menguat 40,69% dan 36,99%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Love You Full IHSG! Terbaik Dunia, Kuat 11 Pekan Tanpa Henti
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular