
3 Hari Reli, Sampai Kapan Saham Bali United Melesat?
tahir saleh, CNBC Indonesia
19 June 2019 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten klub sepak bola pertama yang merumput di bursa saham Indonesia, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), kembali melesat pada Rabu ini (19/6/2019) setelah tiga hari terakhir kena auto reject atas (ARA).
Penguatan ini menjadikan saham BOLA melesat dalam tiga hari perdagangan di BEI dan mencatatkan return hingga 151% di level Rp 440/saham dari harga perdana Rp 175/saham.
Data perdagangan mencatat pukul 10.50 WIB, saham BOLA naik 18,92% di level Rp 440/saham dengan nilai transaksi Rp 16,56 miliar dan volume perdagangan 37,72 juta saham. Asing masuk di pasar reguler Rp 42 juta sejak klub ini mencatatkan saham (listing), sementara di pasar negosiasi dan tunai asing beli Rp 28 miliar.
Saat pencatatan perdana pada Senin 17 Juni lalu, saham BOLA melejit 69,14% ke Rp 296/saham dari harga perdana Rp 175/saham atau menyentuh batas atas auto reject di hari pertama, yakni 70%.
Hari kedua, Selasa (18/6), saham BOLA kena ARA lagi karena naik 25% di Rp 370/saham batasan auto reject di hari perdagangan normal.
Dalam IPO ini, perusahaan memperoleh dana senilai Rp 350 miliar. Dana ini akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.
Kegiatan utama perusahaan saat ini dibagi dalam tiga segmen mencakup manajemen klub sepak bola profesional, sport agency dan kafe atau restoran.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan yang dimiliki oleh Pieter Tanuri ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.
Tahun ini, klub yang diperkuat bintang sepak bola Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly ini mematok target pendapatan senilai Rp 159 miliar. Mayoritas pendapatan ini masih akan disumbangkan dari pendapatan sponsorship yang nilainya mencapai Rp 96 miliar.
(tas/miq) Next Article Revenue Tertekan Corona, Bali United Dorong Kegiatan Online
Penguatan ini menjadikan saham BOLA melesat dalam tiga hari perdagangan di BEI dan mencatatkan return hingga 151% di level Rp 440/saham dari harga perdana Rp 175/saham.
Data perdagangan mencatat pukul 10.50 WIB, saham BOLA naik 18,92% di level Rp 440/saham dengan nilai transaksi Rp 16,56 miliar dan volume perdagangan 37,72 juta saham. Asing masuk di pasar reguler Rp 42 juta sejak klub ini mencatatkan saham (listing), sementara di pasar negosiasi dan tunai asing beli Rp 28 miliar.
Saat pencatatan perdana pada Senin 17 Juni lalu, saham BOLA melejit 69,14% ke Rp 296/saham dari harga perdana Rp 175/saham atau menyentuh batas atas auto reject di hari pertama, yakni 70%.
Hari kedua, Selasa (18/6), saham BOLA kena ARA lagi karena naik 25% di Rp 370/saham batasan auto reject di hari perdagangan normal.
Dalam IPO ini, perusahaan memperoleh dana senilai Rp 350 miliar. Dana ini akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.
Kegiatan utama perusahaan saat ini dibagi dalam tiga segmen mencakup manajemen klub sepak bola profesional, sport agency dan kafe atau restoran.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan yang dimiliki oleh Pieter Tanuri ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.
Tahun ini, klub yang diperkuat bintang sepak bola Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly ini mematok target pendapatan senilai Rp 159 miliar. Mayoritas pendapatan ini masih akan disumbangkan dari pendapatan sponsorship yang nilainya mencapai Rp 96 miliar.
![]() |
(tas/miq) Next Article Revenue Tertekan Corona, Bali United Dorong Kegiatan Online
Most Popular