Perkasa 4 Hari, Rupiah Melesat 1,43%!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2019 17:42
Dolar AS Bangkit!
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Koreksi mata uang Asia dan menipisnya penguatan rupiah disebabkan kebangkitan dolar AS. Pada pukul 17:09 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) sudah menguat 0,04%. Dini hari tadi, indeks ini terkoreksi sampai 0,5%. 

Pelemahan dolar AS memang sudah lumayan dalam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah melemah 0,91% dan selama sebulan ke belakang koreksinya mencapai 1,38%. 

Oleh karena itu, dolar AS kini sudah murah. Siapa yang tidak ngiler melihat dolar AS dengan harga terjangkau? Permintaan dolar AS pun meningkat sehingga mata uang Negeri Paman Sam menguat. 

Kemudian, apresiasi rupiah yang tergerus juga disebabkan oleh perkembangan harga minyak dunia. Pada pukul 17:15 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melonjak masing-masing 1,01% dan 1,34%. 

Kenaikan harga si emas hitam disebabkan oleh ancaman keamanan di wilayah Timur Tengah. Penembakan drone milik AS oleh Iran ternyata berbuntut panjang. 

"Iran sudah membuat kesalahan yang sangat besar!" cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter. 


Satu kalimat ini sudah cukup untuk membuat pelaku pasar panik. Ada kekhawatiran tensi AS- Iran meninggi dan berujung ke konflik bersenjata alias perang. 

Ketegangan di Timur Tengah (jika terus tereskalasi) dikhawatirkan akan mengganggu produksi dan pasokan minyak ke pasar global. Maklum, Timur Tengah adalah kawasan penghasil minyak terbesar di dunia. 

Kenaikan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini membengkak, dan semakin membebani transaksi berjalan (current account). Padahal transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi nilai tukar mata uang, karena mencerminkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Kalau transaksi berjalan masih bermasalah, rupiah akan dibayangi risiko pelemahan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular