
Perkasa 4 Hari, Rupiah Melesat 1,43%!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2019 17:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berhasil menguat empat hari berturut-turut, sekaligus menjadi mata uang terbaik di Asia.
Pada Jumat (21/6/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.150 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,42%. Lalu rupiah semakin ganas, sempat menguat sampai kisaran 0,7% dan dolar AS didorong ke bawah Rp 14.100.
Namun itu tidak lama. Apresiasi rupiah menipis, dan dolar AS kembali ke kisaran Rp 14.100.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Meski begitu, rupiah tetap boleh berbangga karena mampu finis di zona hijau. Artinya rupiah sudah menguat selama empat hari beruntun. Dalam periode tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,43%.
Apalagi rupiah mampu menguat kala sebagian besar mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS. Selain rupiah, hanya dolar Hong Kong dan baht Thailand yang masih menguat.
Meski apresiasinya berkurang, tetapi rupiah tetap menjadi yang terbaik di Asia. Status yang diperoleh sejak tadi pagi dan dipertahankan hingga tutup lapak.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 17:05 WIB:
Baca:
Silakan Saja Dolar AS Bangkit, Pokoknya Rupiah Terbaik Asia!
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Koreksi mata uang Asia dan menipisnya penguatan rupiah disebabkan kebangkitan dolar AS. Pada pukul 17:09 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) sudah menguat 0,04%. Dini hari tadi, indeks ini terkoreksi sampai 0,5%.
Pelemahan dolar AS memang sudah lumayan dalam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah melemah 0,91% dan selama sebulan ke belakang koreksinya mencapai 1,38%.
Oleh karena itu, dolar AS kini sudah murah. Siapa yang tidak ngiler melihat dolar AS dengan harga terjangkau? Permintaan dolar AS pun meningkat sehingga mata uang Negeri Paman Sam menguat.
Kemudian, apresiasi rupiah yang tergerus juga disebabkan oleh perkembangan harga minyak dunia. Pada pukul 17:15 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melonjak masing-masing 1,01% dan 1,34%.
Kenaikan harga si emas hitam disebabkan oleh ancaman keamanan di wilayah Timur Tengah. Penembakan drone milik AS oleh Iran ternyata berbuntut panjang.
"Iran sudah membuat kesalahan yang sangat besar!" cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter.
Satu kalimat ini sudah cukup untuk membuat pelaku pasar panik. Ada kekhawatiran tensi AS- Iran meninggi dan berujung ke konflik bersenjata alias perang.
Ketegangan di Timur Tengah (jika terus tereskalasi) dikhawatirkan akan mengganggu produksi dan pasokan minyak ke pasar global. Maklum, Timur Tengah adalah kawasan penghasil minyak terbesar di dunia.
Kenaikan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini membengkak, dan semakin membebani transaksi berjalan (current account). Padahal transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi nilai tukar mata uang, karena mencerminkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Kalau transaksi berjalan masih bermasalah, rupiah akan dibayangi risiko pelemahan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Jumat (21/6/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.150 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,42%. Lalu rupiah semakin ganas, sempat menguat sampai kisaran 0,7% dan dolar AS didorong ke bawah Rp 14.100.
Namun itu tidak lama. Apresiasi rupiah menipis, dan dolar AS kembali ke kisaran Rp 14.100.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Meski begitu, rupiah tetap boleh berbangga karena mampu finis di zona hijau. Artinya rupiah sudah menguat selama empat hari beruntun. Dalam periode tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,43%.
Apalagi rupiah mampu menguat kala sebagian besar mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS. Selain rupiah, hanya dolar Hong Kong dan baht Thailand yang masih menguat.
Meski apresiasinya berkurang, tetapi rupiah tetap menjadi yang terbaik di Asia. Status yang diperoleh sejak tadi pagi dan dipertahankan hingga tutup lapak.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 17:05 WIB:
Baca:
Silakan Saja Dolar AS Bangkit, Pokoknya Rupiah Terbaik Asia!
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Koreksi mata uang Asia dan menipisnya penguatan rupiah disebabkan kebangkitan dolar AS. Pada pukul 17:09 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) sudah menguat 0,04%. Dini hari tadi, indeks ini terkoreksi sampai 0,5%.
Pelemahan dolar AS memang sudah lumayan dalam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah melemah 0,91% dan selama sebulan ke belakang koreksinya mencapai 1,38%.
Oleh karena itu, dolar AS kini sudah murah. Siapa yang tidak ngiler melihat dolar AS dengan harga terjangkau? Permintaan dolar AS pun meningkat sehingga mata uang Negeri Paman Sam menguat.
Kemudian, apresiasi rupiah yang tergerus juga disebabkan oleh perkembangan harga minyak dunia. Pada pukul 17:15 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melonjak masing-masing 1,01% dan 1,34%.
Kenaikan harga si emas hitam disebabkan oleh ancaman keamanan di wilayah Timur Tengah. Penembakan drone milik AS oleh Iran ternyata berbuntut panjang.
"Iran sudah membuat kesalahan yang sangat besar!" cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter.
Satu kalimat ini sudah cukup untuk membuat pelaku pasar panik. Ada kekhawatiran tensi AS- Iran meninggi dan berujung ke konflik bersenjata alias perang.
Ketegangan di Timur Tengah (jika terus tereskalasi) dikhawatirkan akan mengganggu produksi dan pasokan minyak ke pasar global. Maklum, Timur Tengah adalah kawasan penghasil minyak terbesar di dunia.
Kenaikan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini membengkak, dan semakin membebani transaksi berjalan (current account). Padahal transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi nilai tukar mata uang, karena mencerminkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Kalau transaksi berjalan masih bermasalah, rupiah akan dibayangi risiko pelemahan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular