
Rupiah Menguat 3 Hari Beruntun, Terima Kasih BI dan The Fed!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 June 2019 17:13

Sedangkan dari sisi eksternal, kebetulan dolar AS memang sedang melemah secara global. Pada pukul 16:54 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi sampai 0,45%.
Di Asia, dolar AS pun teraniaya. Seluruh mata uang utama Asia berhasil menguat di hadapan dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam benar-benar dihajar habis di Benua Kuning.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:56 WIB:
Pelemahan dolar AS terjadi akibat respons investor atas hasil rapat komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC). Jerome 'Jay' Powell dan rekan memang masih mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5%, seperti yang sudah diperkirakan. Namun pernyataan yang menyertainya menjadi penyebab kerontokan dolar AS.
Dalam konferensi pers usai rapat, Powell menyatakan bahwa prospek perekonomian AS pada dasarnya masih bagus (favourable). Akan tetapi ada risiko yang semakin meningkat, seperti friksi dagang AS dengan sejumlah negara, yang membuat investasi melambat. Selain itu, ada pula risiko perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan investasi AS.
"Pertanyaannya adalah, apakah risiko-risiko ini akan membebani prospek perekonomian? Kami akan bertindak jika dibutuhkan, termasuk kalau memungkinkan, menggunakan berbagai instrumen untuk menjaga ekspansi (ekonomi)," tuturnya, mengutip Reuters.
Powell menambahkan, jika memang The Fed menurunkan suku bunga acuan maka kebijakan itu akan disertai dengan penundaan normalisasi neraca. Sebuah kebijakan all out attack, yang membuat likuiditas di perekonomian berpotensi melimpah-ruah.
Nada yang kalem alias dovish di rapat FOMC ini mempertebal keyakinan pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan bulan depan. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps ke 2-2,25% mencapai 76%. Bahkan kemungkinan untuk turun 50 bps menjadi 1,75-2% adalah 24%, sementara peluang bertahan di 2,25-2,5% adalah 0%.
Suku bunga acuan yang hampir amat sangat pasti turun bulan depan membuat imbalan berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Mata uang Negeri Adidaya mengalami tekanan jual dan nilainya melemah. Arus modal yang keluar dari dolar AS hinggap ke berbagai penjuru, termasuk di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Di Asia, dolar AS pun teraniaya. Seluruh mata uang utama Asia berhasil menguat di hadapan dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam benar-benar dihajar habis di Benua Kuning.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:56 WIB:
Pelemahan dolar AS terjadi akibat respons investor atas hasil rapat komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC). Jerome 'Jay' Powell dan rekan memang masih mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5%, seperti yang sudah diperkirakan. Namun pernyataan yang menyertainya menjadi penyebab kerontokan dolar AS.
Dalam konferensi pers usai rapat, Powell menyatakan bahwa prospek perekonomian AS pada dasarnya masih bagus (favourable). Akan tetapi ada risiko yang semakin meningkat, seperti friksi dagang AS dengan sejumlah negara, yang membuat investasi melambat. Selain itu, ada pula risiko perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan investasi AS.
"Pertanyaannya adalah, apakah risiko-risiko ini akan membebani prospek perekonomian? Kami akan bertindak jika dibutuhkan, termasuk kalau memungkinkan, menggunakan berbagai instrumen untuk menjaga ekspansi (ekonomi)," tuturnya, mengutip Reuters.
Powell menambahkan, jika memang The Fed menurunkan suku bunga acuan maka kebijakan itu akan disertai dengan penundaan normalisasi neraca. Sebuah kebijakan all out attack, yang membuat likuiditas di perekonomian berpotensi melimpah-ruah.
Nada yang kalem alias dovish di rapat FOMC ini mempertebal keyakinan pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan bulan depan. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps ke 2-2,25% mencapai 76%. Bahkan kemungkinan untuk turun 50 bps menjadi 1,75-2% adalah 24%, sementara peluang bertahan di 2,25-2,5% adalah 0%.
Suku bunga acuan yang hampir amat sangat pasti turun bulan depan membuat imbalan berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Mata uang Negeri Adidaya mengalami tekanan jual dan nilainya melemah. Arus modal yang keluar dari dolar AS hinggap ke berbagai penjuru, termasuk di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular