
Angin Segar dari The Fed & BoJ Kerek Bursa Saham Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 June 2019 17:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak menutup perdagangan hari ini di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,6%, indeks Shanghai menguat 2,38%, indeks Hang Seng naik 1,23%, indeks Straits Times menguat 0,8%, dan indeks Kospi naik 0,31%. Angin segar yang dibawa oleh bank sentral AS dan Jepang sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
Pada Rabu (19/6/2019) waktu setempat atau Kamis (20/6/2019) dini hari waktu Indonesia, The Federal Reserve selaku bank sentral AS mengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5%. Namun, The Fed memberi sinyal yang kuat bahwa akan ada pemangkasan dalam waktu dekat.
Dalam konferensi pers usai rapat, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa prospek perekonomian AS pada dasarnya masih bagus, akan tetapi ada risiko yang semakin meningkat seperti friksi dagang AS dengan sejumlah negara yang membuat investasi melambat. Selain itu, ada pula risiko perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan investasi AS.
"Pertanyaannya adalah, apakah risiko-risiko ini akan membebani prospek perekonomian? Kami akan bertindak jika dibutuhkan, termasuk kalau memungkinkan, menggunakan berbagai instrumen untuk menjaga ekspansi (ekonomi)," tuturnya, mengutip Reuters.
Kini, pelaku pasar meyakini bahwa gelombang pertama pemangkasan tingkat suku bunga acuan akan dimulai pada bulan depan.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 20 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan Juli berada di level 65,7%. Sementara itu, peluang suku bunga acuan diturunkan hingga 50 bps berada di level 34,3%.
Sementara itu, pada hari ini Bank of Japan (BoJ) selaku bank sentral Jepang memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level -0,1%. Namun, BoJ kembali menekankan terkait meningkatnya risiko global, seperti risiko yang datang dari sikap proteksionisme.
"Risiko terkait perekonomian global adalah besar, sehingga kami harus memantau dengan seksama dampaknya terhadap optimisme dari perusahaan dan rumah tangga di Jepang," tulis BoJ dalam pernyataannya, dilansir dari Reuters.
Pernyataan BoJ ini diartikan sebagai sinyal pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut di masa depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Pada Rabu (19/6/2019) waktu setempat atau Kamis (20/6/2019) dini hari waktu Indonesia, The Federal Reserve selaku bank sentral AS mengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5%. Namun, The Fed memberi sinyal yang kuat bahwa akan ada pemangkasan dalam waktu dekat.
Dalam konferensi pers usai rapat, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa prospek perekonomian AS pada dasarnya masih bagus, akan tetapi ada risiko yang semakin meningkat seperti friksi dagang AS dengan sejumlah negara yang membuat investasi melambat. Selain itu, ada pula risiko perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan investasi AS.
Kini, pelaku pasar meyakini bahwa gelombang pertama pemangkasan tingkat suku bunga acuan akan dimulai pada bulan depan.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 20 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan Juli berada di level 65,7%. Sementara itu, peluang suku bunga acuan diturunkan hingga 50 bps berada di level 34,3%.
Sementara itu, pada hari ini Bank of Japan (BoJ) selaku bank sentral Jepang memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level -0,1%. Namun, BoJ kembali menekankan terkait meningkatnya risiko global, seperti risiko yang datang dari sikap proteksionisme.
"Risiko terkait perekonomian global adalah besar, sehingga kami harus memantau dengan seksama dampaknya terhadap optimisme dari perusahaan dan rumah tangga di Jepang," tulis BoJ dalam pernyataannya, dilansir dari Reuters.
Pernyataan BoJ ini diartikan sebagai sinyal pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut di masa depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular