Naik 65%, Pendapatan Premi Tugu Insurance Tembus Rp 1,75 T

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 June 2019 19:55
Tugu insurance mencatatkan pendapatan premi bruto secara konsolidasi senilai US$ 123,23 juta setara dengan Rp 1,75 triliun (kurs Rp 14.200).
Foto: www.tugu.com
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatatkan pendapatan premi bruto secara konsolidasi senilai US$ 123,23 juta setara dengan Rp 1,75 triliun (kurs Rp 14.200). Pendapatan premi itu naik 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 70,10 juta.

Hingga April perusahaan juga mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 12,71 juta, naik 51% dibandingkan tahun lalu US$ 8,4 juta.

Presiden Direktur Tugu Insurance Indra Baruna mengatakan peningkatan pendapatan premi bruto tersebut dikontribusikan baik dari induk perusahaan maupun Anak Perusahaan.

Pendapatan premi induk perusahaan ditopang oleh masuknya beberapa premi besar di sektor engineering, aviasi, dan energi.


"Ke depan, kami yakin pendapatan perseroan semakin baik karena pembaruan premi dari akun-akun besar biasanya baru masuk pada kuartal ketiga dan keempat," jelas Indra saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/06/2019).

Dia memaparkan untuk ritel, produk asuransi kendaraan bermotor seperti t-ride dan t-drive menjadi kontributor pertama pertumbuhan.

Hingga April 2019 premi motor mencapai US$ 3,01 juta, naik 96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 1,53 juta. Selain itu ada peningkatan hasil underwriting yang signifikan dari US$ 256 ribu menjadi US$ 1.45 juta.

"Selama ini, memang asuransi kendaraan bermotor masih merajai pangsa pasar bisnis asuransi umum karena penjualan kendaraan bermotor setiap tahunnya lebih tinggi dibanding penjualan mobil," jelasnya.

Secara konsolidasi, hasil underwriting mencapai US$ 16,23 juta, naik 10% dari periode sebelumnya US$ 14,82 juta.

Dibandingkan April 2019, hasil underwriting induk perusahaan tercatat US$ 13,70 juta, naik 10% dari US$ 12,51 juta pada 2018. Selain peningkatan premi, kenaikan hasil underwriting induk perusahaan menurut dia ditopang kualitas risiko yang semakin baik, yang dicerminkan dari penurunan beban underwriting sebesar 17% dibanding periode yang sama tahun lalu.


Secara umum, menurut Indra, Tugu Insurance dapat beroperasi lebih efisien dengan expense ratio 25,16%, jauh di bawah data industri asuransi umum per April 2019 yang mencapai 39,44%. Efisiensi tersebut bisa dilihat pada combined operating ratio perseroan yang sebesar 55,49%, sedangkan industri asuransi umum mencapai 93,63%.

"Ke depan, kami terus berupaya untuk mencari bisnis-bisnis baru dari korporasi, BUMN, sekaligus mengoptimalkan sinergi dengan Pertamina Group dan pemegang saham lainnya," jelas Indra.

Saksikan Video Berhadiah Ratusan Juta, Ikuti t drive Competition

[Gambas:Video CNBC]

(dob) Next Article Sebelumnya Rugi, Laba Asuransi Tugu Meroket Jadi Rp 238,15 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular